Selasa, 05 Januari 2010

Gus Dur Pantas Jadi Pahlawan Demokrasi

Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Frans Lebu Raya menilai, mantan Presiden RI Gus Dur pantas dinobatkan sebagai pahlawan Demokrasi di Indonesia.

"Saya sependapat jika Gus Dur dinobatkan sebagai pahlawan Demokrasi karena semasa hidupnya, almarhum telah banyak menghabiskan waktunya untuk berjuang membangun masyarakat bangsa ini," kata Gubernur NTT Frans Lebu Raya, di Kupang, Kamis.

Dia mengemukakan hal itu berkaitan dengan usulan dari berbagai kalangan untuk menjadikan Gus Dur sebagai pahlawan Demokrasi di Indonesia sebagai penghargaan atas jasa-jasanya dalam memperjuangkan demokrasi di tanah air.

Lebu Raya menambahkan, kepergian Gus Dur membawa kesedihan bagi seluruh masyarakat Indonesia khususnya rakyat NTT yang selama ini memandang Gus Dur sebagai tokoh pemersatu.

Selain sebagai tokoh pemersatu, Gus Dur dikenal sebagai pemimpin yang selalu membela kepentingan minoritas dan kaum kecil.

Hal lain yang mengesankan adalah Gus Dur selalu mengajarkan kepada seluruh anak bangsa untuk selalu hidup rukun, bertoleransi serta saling menghargai antarsesama, kata Lebu Raya.

Sikap dan pandangan Gud Dur ini kata dia, perlu diteladani oleh generasi muda agar hidup rukun, bertoleransi serta saling menghargai satu sama lain tetap terjaga.

Gubernur juga mengatakan atas nama keluarga, pemerintah dan rakyat NTT menyampaikan turut berbelasungkawa atas kepergian Gus Dur untuk selama-lamanya.

Semoga apa yang sudah diajarkan kepada seluruh anak negeri ini tetap dikenang untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara ini, kata Lebu Raya.(*)

SUMBER: http://www.antara.co.id/berita/1262262800/gus-dur-pantas-jadi-pahlawan-demokrasi

Manusia Baru di Tahun Baru

Oleh: Gusti Hingmane

Mahasiswa Bahasa Inggris, Undana)

Tidak terasa tahun 2009 telah berlalu dan kini kita telah memasuki tahun yang baru, yakni tahun 2010. Selama 365 hari, kita sudah menjalani kehidupan ini dengan berbagai dinamika. Tentu menjadi hal yang patut direnungkan dan dipelajari baik buruknya untuk dapat melangkah lebih baik di tahun yang baru ini.

Bagi orang berdasi yang berduit (tak peduli dengan cara haram atau halal untuk mendapatkan duitnya), tahun lalu adalah tahun yang bahagia, tetapi yang menjadi masalah adalah mereka tidak meneteskan sedikit air mata kepada orang-orang di sekelilingnya yang berlinang air mata. Mereka hanya berfoya-foya dan bersenang-senang dengan uang hasil curian. Berlinangnya air mata berarti tahun lalu adalah tahun yang paling pahit bagi masyarakat kita.

Masyarakat kita berharap dengan adanya tahun baru ini, para “power man” kita diketuk hatinya agar menjadi superman kembali untuk membuat suatu perubahan yang baru di awal yang baru sampai selama-lamanya, pada suatu lembaran yang putih dan bersih ini. Karena masyarakat kita telah disengat oleh kebijakan-kebijakan belaka yang telah dicetuskan oleh para pencetus brilliant, bukan berarti melempar batu sembunyi tangan, tetapi harus diiringi dengan tindakan-tindakan ril dalam memasyarakat dengan menunjukkan kekuasaan yang peduli kepada masyarakat dengan menjadi Manusia Baru sebagai batu loncatannya.

Manusia baru disebut juga seseorang yang sudah lahir baru, seseorang yang sudah dilahirkan kembali, tabiat baru seseorang percaya, seseorang anak Allah, seseorang yang benar, seseorang yang berbudi, dan seseorang manusia Allah. Dunia terlihat beda bagi Manusia Baru, walaupun dunia itu sendiri sebenarnya tidak berubah. Dunia lama telah menjadi dunia baru bagi Manusia Baru. Manusia baru yang kini hidup dalam sebuah kehidupan yang baru, yaitu sebuah kehidupan di dalam Tuhan.

Dengan berbalik untuk percaya kepada Tuhan, seseorang yang berdosa akan dirubah menjadi seseorang tanpa berdosa, seseorang Manusia Baru akan memiliki Roh Kudus di dalam dirinya. Manusia Baru yang lahir dari Roh otomatis menghasilkan buah Roh: kasih, damai sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan, kesetiaan, kelemahlembutan, penguasaan diri. Terhadap hal-hal ini tidak ada hukum (Gal. 5: 22-23)

Dalam agama Kristen, bagi manusia lama, rohnya mati dan dia hidup dalam daging. Tetapi bagi Manusia Baru dagingnya mati dan ia hidup di dalam Roh. Apa yang dilahirkan dari daging adalah daging, dan apa yang dilahirkan dari Roh adalah Roh (Yoh.3:6). Manusia Baru hanya muncul apabila manusia lama lenyap. Banyak orang menyatakan dirinya sebagai ciptaan baru tetapi masih bergumul dengan dosa di dalam dirinya.

Dari sisi yang satu, mereka percaya bahwa Yesus telah membebaskan mereka dari dosa dan mereka telah memiliki tabiat yang baru, namun pada sisi yang lain mereka juga mengakui bahwa mereka masih tetap memiliki tabiat lama di dalam diri mereka. Dengan kata lain, sebelum mereka percaya kepada Tuhan, mereka hanya memiliki satu tabiat lama atau si manusia lama. Ketika mereka percaya, maka mereka berkata bahwa mereka telah memiliki tabiat baru, tetapi juga masih memiliki tabiat lama. Alkitab berkata bahwa “seseorang yang bercabang hati itu tidak tegas dalam segala langkahnya, maka janganlah seseorang yang demikian berharap akan menerima apapun dari Tuhan” (Yak. 1:7-8).

Bilamana manusia baru benar-benar mengerti statusnya, ia sangat dibantu olehnya di dalam kehidupanya sehari-hari. Adalah menyedihkan melihat banyak manusia tidak menyadari akan status mereka, mengakibatkan mereka hidup dalam suatu kehidupan yang penuh rintangan.

Mereka datang kepada Tuhan untuk memohon kelepasan, tetapi berakhir dengan keterikatan yang lebih ketat daripada sebelumnya. Manusia baru masih bergumul dengan dosa bukanlah manusia baru, atau ia adalah seseorang yang munafik. Lagipula, apabila seseorang masih bergumul dengan dosa bagaimana ia dapat berkhotbah kepada sesamanya bahwa Allah dapat menolong mereka untuk berhenti berbuat dosa?

Dirilkan ke dalam kehidupan kita seperti: bagaimana kita bisa mengajarkan orang bahwa korupsi itu dosa padahal diri kita adalah koruptor kelas berat? Bagaimana kita bisa memimpin orang lain apabila diri kita sendiri belum bisa dipimpin? Bagaimana kita bisa mengajarkan kejujuran jika diri kita sendiri berlaku tidak jujur? Dan masalah lain yang terindrai oleh penulis yang tidak dapat disebutkan satu per satu.

Sangat menyedihkan bahwa manusia baru di tahun lama menjadi barang langka yang sulit ditemukan, yang bahkan dihilangkan statusnya, di samping itu, instansi yang adalah kumpulan orang-orang sekalipun tidak dapat dipercaya. Lagi pula, reformasi yang diharapkan membawa perubahan ternyata hanya berpengaruh pada permukaan saja. Pengumpulan fakta, pemantauan pelanggaran hak-hak asasi manusia, pemilihan umum, korupsi, kebebasan informasi hampir tak ada gunanya. Berpuluh pansus dapat dibentuk DPR, misalkan soal air minum, hutan, dana pemilu, rombongan massal ke luar negeri, tetapi tidak ada manfaatnya, karena uang hilang tidak kembali dan hukum tetap ditangan pengadilan.

Status Manusia yang Baru di sini merujuk kepada keberadaan yang baru, karakter baru, dan kondisi yang baru. Namun, timbul pertanyaan, hal lama apa yang telah lenyap? contoh nyatanya: karakter kita masih lama, cara merasa kita masih lama, cara berpikir kita masih lama, persepsi kita masih lama, hati nurani kita masih lama, dan hati keras kita masih lama, roh kita masih lama, kehidupan kita masih lama (Rampen, 2003).

Semoga di awal tahun yang baru ini, semua orang berubah menjadi Manusia Baru, bukan sedang menjadi baru, atau dalam proses menjadi baru. Semua hal yang baru, yaitu karakter yang baru (bukan kombinasi antara karakter lama dengan karakter baru), cara merasa yang baru, cara berpikir yang baru, hati nurani yang baru, roh yang baru, kehidupan yang baru dengan Tuhan di dalam hati baru.

Kesuksesan dan kegagalan selama tahun 2009 harus dijadikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita untuk bercermin, hal ini memang perlu dan penting bagi setiap orang yang mengingginkan perubahan dan perbaikan dalam hidupnya. Target dalam Hidup Baru akan memberikan motivasi bagi setiap orang untuk memberdayakan potensi Baru yang dimilikinya demi mencapai apa yang diinginkannya sebagai target.

Abrahm Lincoln berkata dalam Singh (2005:5)”saya memang seorang pejalan kaki yang lambat tetapi tidak pernah berjalan mundur”. Senada dengan Tony Robbins “Masa lalu tidak sama dengan masa depan”.

Dari pernyataan ini, penulis ingin katakan bahwa asalkan kita mau hidup di tahun baru ini dengan Manusia Baru, dengan diikutsertakan pengoptimalisasian potensi yang dimiliki. Dengan adanya Manusia Baru, rukun tetangga baru, rukun warga baru, propinsi baru, bahkan dengan sendirinya negri pun ikut baru.

Dengan kata lain, manusia baru ada di mana-mana, dan kesejahtraan pun dapat kita miliki. Selamat tahun baru 2010, dan jadilah Manusia Baru! (**)