Senin, 26 April 2010

Batu Karang adalah Surga


Minggu ini hendaknya merupakan momen yang membahagiakan bagi pemerintah dan masyarakat serta berbagai komponen yang berada di Kota Kupang. Pada 25 April ini, Pemerintahan Kota Kupang genap berusia 14 tahun. Kota Kupang juga mencapai usia ke 124 tahun. Secara geografis, kota ini terletak di atas hamparan batu karang dan berada di bibir Teluk Kupang. Menggumuli hidup di atas karang, membutuhkan banyak perjuangan dan kreatifitas. Misalnya untuk membangun rumah, batu-batu karang harus ditimbun. Untuk menanam, karang harus dipahat atau ditimbun. Kendati demikian, bukan berarti kota ini kota yang gersang dan merana karena dipenuhi batu karang. Di beberapa tempat dapat kita temukan rimbunan pohon yang menyejukan. Selain itu, orang terus berlomba-lomba membangun perumahan, perkantoran, tempat usaha, wisata dan sebagainya. Hal ini mengindikasikan bahwa batu-batu karang yang terhampar di Kota Kupang bukanlah rintangan namun merupakan sebuah potensi, bahkan batu karang tersebut dapat menjadi sebuah ’surga’ jika dikreasikan sedemikian rupa.
Satu hal yang menjadi bukti bahwa kerasnya batu karang telah dilembutkan, gersangnya batu karang telah dihijaukan, dan gerahnya suhu udara telah disejukan sehingga bongkahan-bongkahan batu karang menjadi sebuah ’surga’ yakni hadirnya Subasuka Paradise sebagai sebuah tempat hiburan dan wisata. Secara resmi, soft opening-nya telah dilakukan pada 11 April 2010.
Taman ini sebelumnya bernama Taman Flobamora ketika berada di tangan Pemkot Kupang. Saat itu, Taman Flobamora yang katanya sebuah taman wisata di Kota Kupang adalah sebuah lahan yang penuh dengan bongkahan batu karang. Lokasi itu dipagari lalu dibangun beberapa lopo dan tempat duduk yang menghadap ke Teluk Kupang. Untung ada beberapa pohon gamal yang mungkin hidup dengan sendirinya sehingga memberikan sedikit kerimbunan. Walau fasilitas Taman Flobamora ini tidak memadai namun menjadi sebuah pilihan rekreasi warga Kota Kupang dan sekitarnya.
Tampang Taman Flobamora yang dahulu terlantar, berubah total menjadi sebuah ’surga’ ketika diambil alih pihak PT Subasuka Go. Pengambilalihan pengelolaan ini melalui nota kesepahaman Pemkot Kupang dengan pihak manajemen PT Subasuka Go yang disepakati pada 12 November 2008. Dalam kesepakatan itu, Pemkot Kupang memberikan hak guna bangunan selama 30 tahun kepada PT. Subasuka Go untuk pemanfaatan lokasi tersebut dengan syarat tetap membayar biaya sewa (http://kotakupang.com/).
Percaya atau tidak, Subasuka Paradise akan menjadi tempat wisata di Kota Kupang yang fasilitasnya memadai dan tertata dengan apik serta akan menarik perhatian sebagian besar masyarakat Kota Kupang khususnya yang selama ini tidak menikmati pemanjaan sebuah tempat wisata. Subasuka Paradise memiliki sejumlah fasilitas seperti cafe and resto, water ball, wedding chapel, outbond, sarana futsal, stage, rock garden, flying fox, tempat penjualan souvenir serta berbagai fasilitas lainnya. Jika dibandingkan dengan beberapa taman wisata di Kota Kupang seperti Gua Monyet, Pantai Lasiana, Pantai Tode Kiser dan sebagainya, Subasuka Paradise jauh lebih unggul terutama dari segi kelengkapan fasilitas wisata.
Kalau Taman Flobamora bisa disulap menjadi sebuah surga oleh PT Subasuka Go, akankah Taman Gua Monyet, Pantai Lasiana dan potensi wisata lain di Kota Kupang dapat dipoles menjadi sebuah surga oleh Pemkot Kupang atau pihak swasta yang tertarik berinvestasi dalam dunia wisata? Sangat diragukan kalau Pemkot Kupang yang hendak memoles sebuah taman wisata menjadi sebuah surga wisata. Melengkapi fasilitas di sebuah taman wisata saja masih tidak mampu apalagi membuatnya menjadi surga wisata. Ketidakmampuan Pemkot Kupang itu berupa ketidakmampuan dalam hal pendanaan. Kepala Dinas Kebudayaan, Seni dan Parawisata Kota Kupang, Dra. Nova Bessy mengatakan bahwa Kota Kupang memiliki banyak potensi wisata sehingga dibutuhkan juga anggaran yang memadai untuk memaksimalkannya (Pos Kupang, 19 Januari 2010). Jika potensi-potensi wisata belum dikembangkan dan tempat-tempat tujuan wisata di kota ini masih carut marut berarti belum ada pengalokasian dana yang memadai dari pemerintah untuk pengembangan keparawisataan. Dalam huruf (k) pasal 30 UU RI No. 10 Tahun 2009 Tentang Keparawisataan, diamanatkan bahwa pemerintah kabupaten/kota berwenang mengalokasikan anggaran keparawisataan. Berapa peser yang sudah dianggarkan Pemkot Kupang untuk membangun keparawisataan?
Tampang keparawisataan di Kota Kupang yang masih morat-marit mengisyaratkan ketidakmampuan pemerintah mengalokasikan dana yang memadai untuk pengembangan keparawisataan. Kalau pemerintah memiliki dan mengalokasikan dana yang memadai, kondisi keparawisataan kita tentu tidak seseram yang terlihat sekarang ini. Seandainya Pemkot Kupang merasa kekurangan dana untuk mengembangkan potensi-potensi parawisata dan belum mampu melengkapi kekurangan fasilitas di tempat-tempat wisata, apa salahnya jika pemerintah menggandeng pihak swasta? Misalnya yang telah dilakukan Pemkot Kupang dengan PT Subasuka Go terkait pengelolaan Taman Flobamora. Paniada Khun, Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Bali ketika mengikuti fam trip Garuda Indonesia pada pertengahan 2009 di NTT mengatakan bahwa anggaran pemerintah masih terbatas sehingga diperlukan modal swasta termasuk modal asing kalau ingin mempercepat pembangunan keparawisataan (Media Indonesia, 3 Mei 2009).
Kesepakatan Pemkot Kupang dengan PT Subasuka Go dalam pemanfaatan Taman Flobamora merupakan sebuah solusi tepat yang ditempuh. Semoga dalam menyikapi masalah keparawisataan lainnya, Pemkot Kupang tidak segan-segan mempercayakannya kepada pihak swasta. Ketika sebuah potensi wisata dibawah pengelolaan pihak swasta, sudah dipastikan ketersediaan berbagai fasilitas dan pelayanan kepada wisatawan akan lebih baik. Pihak swasta tentu memiliki modal dan perhitungan bisnis sehingga sejumlah modal dikorbankan untuk menuai keuntungan di masa mendatang. Namun kalau tempat wisata itu ditangani pemerintah, pengembangannya tentu terkendala oleh kondisi keuangan yang ada. Kalau pengelolaan sebuah potensi wisata sudah diserahkan kepada pihak swasta maka pemerintah juga jangan keenakan dengan pajak atau biaya sewa yang disetor namun harus terus memantaunya agar tidak merusak kearifan lokal yang telah ada.
Semoga dengan kian bertambahnya usia Kota Kupang, pemerintahnya dapat mengembangkan potensi parawisata yang terpendam dan membenahi masalah-masalah parawisata yang selama ini mengegoroti kita. Dalam perwujudannya, ada baiknya jika pemerintah Kota Kupang menggandeng pihak swasta juga. Hamparan batu karang di kota ini yang tepat di hadapan Teluk Kupang adalah sebuah potensi parawisata dan jika dirias dengan ketulusan hati akan menjadi sebuah surga yang membuai serta menghidupkan kita.
Lil aul noel dael banan!

PEMBUATAN BATU BATA MERUSAK LINGKUNGAN


Jika berkendaraan melewati Jl. Timor Raya, tepatnya di sepanjang Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, pemandangan yang ditemui sepanjang jalan adalah tumpukan-tumpukan bata merah di tepi jalan.
Membuat bata merah merupakan sumber pendapatan masyarakat setempat. Rumah penduduk juga kebanyakan temboknya terbuat dari bata merah. Bata ini dibuat dengan cara mencampuri tanah merah dengan sekam padi dan air secukupnya kemudian adonan dimasukan ke dalam cetakannya. Setelah itu dibiarkan sampai kering. Setelah kering, bata disusun hingga menyerupai sebuah kubus besar di atas tempat pembakaran lalu dibakar hingga beberapa hari. Setelah itu bata siap dipakai.
Membuat batu merah tidaklah sulit karena hanya membutuhkan peralatan yang yang sederhana. Bahan dasarnya yakni tanah merah juga tersedia gratis. Setiap orang dapat mengambil tanah di pekarangan atau lahan miliknya.
Secara ekonomi pembuatan batu merah menguntungkan masyarakat namun secara ekologis sangat merusak lingkungan. Penggalian tanah untuk membuat batu merah sudah berlangsung selama ini. Akibat penggalian tanah tersebut, tanah cekung ke dalam. Tidak hanya itu namun rumah-rumah penduduk juga menggantung di tepi tebing. Lihat gambar di bawah ini!
Bekas-bekas penggalian tanah tersebut bisa menjadi kolam di saat musim hujan. Rumah penduduk yang menggantung itu bisa ambruk. Kalau aktivitas pembuatan batu merah tidak disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Kupang, dikwatirkan Desa Tanah Merah akan tenggelam dalam beberapa tahun ke depan, apalagi letaknya segaris dengan permukaan laut Teluk Kupang.

AKSI PEMBERSIHAN


Mahasiswi peserta Kuliah Kerja Nyata (KKN)Universitas Nusa Cendana, Kupang, semester genap yang berada di Kelurahan Tode Kiser, Kota Kupang, melakukan aksi pembersihan di salah satu lingkungan Tode Kiser. Kegiatan ini merupakan wujud dukungan terhadap program Kupang Hijau dan Bersih yang dikoar-koarkan Pemkot Kupang.

Selasa, 20 April 2010

KREATIVITAS PEMUDA


Pemuda adalah tulang punggung gereja yang kreatif. Kreativitas itu seperti yang terlihat pada gambar di atas. Gambar di atas memperlihatkan kreativitas pemuda Jemaat Silo, Kota Kupang ketika mengikuti pawai Paskah beberapa minggu lalu. Sudahkah potensi pemuda seperti itu digali dan dikembangkan????

MENGEJAR PAGI!


Beberapa anak sekolahan di pesisir pantai Oesapa, Kota Kupang berjalan sama-sama ke sekolah di suatu pagi. Sekolah merupakan suatu sarana menuju kecerahan masa depan namun terkadang orang tua memasrahkan anaknya untuk diurus oleh guru di sekolah.

TANPA SBY DAN BOEDIONO


Lambang negara Indonesia berupa burung Garuda dipajang di aula sebuah kantor lurah di Kota Kupang. Sayangnya, burung garuda tersebut tidak diapiti foto Presiden, SBY dan wakil presiden, Boediono.

Senin, 19 April 2010

PAK POS


Kemajuan Teknologi Informasi dan Komunikasi yang begitu pesat telah menggeser keberadaan PAK POS. Orang tidak perlu lagi menanti bunyi bel sepeda Pak Pos untuk menerima kiriman surat yang selalu memakan waktu berhari-hari. Cukup dengan memencet tombol HP atau komputer, pesan dapat terkirim dalam sekejap. Walau demikian, Keberadaan PAK POS masih dapat dilihat seperti pada gambar di atas, PAK POS baru saja mengantar surat di sebuah bank di Kota Kupang.

INILAH TAMPANG GENERASI PENERUS


Sebuah papan bertuliskan WARISI LINGKUNGAN BERKUALITAS PADA GENERASI MENDATANG ditancapkan di Jl. A Yani, Kelurahan Merdeka, Kota Kupang. Papan ini penuh dengan coretan dari para generasi penerus (anak-anak sekolah)yang sering nongkrong di sekitanya. Papan saja sudah dicoreti apalagi lingkungannya. Bayangkan sendiri!!!!

PEMANDANGAN YANG KONTRAS


Sebuah papan berisi imbauan untuk menjaga kelestarian lingkungan dipasang di sebuah tepi jalan di Kelurahan Solor, Kota Kupang, dengan latar pohon yang meranggas. Ini merupakan pemandangan yang menyedihkan di Kota Kupang. Papan imbauan itu hanyalah pajangan belaka.

Sabtu, 03 April 2010

GURU YANG BANGKIT


Dalam menyusuri liku-liku hidup di dunia ini terdapat berlaksa-laksa gejolak yang mendinamisasi setiap pergerakan kita. Terkadang kita berkelimpahan, terkadang berkekurangan. Terkadang bersukacita, terkadang berdukacita. Terkadang sukses, terkadang gagal. Baik keuntungan maupun kemalangan yang terjadi, tergatung dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan tindakan pihak bersangkutan. Kita semua pasti mengamini bahwa rencana Tuhan untuk kita itu indah dan baik adanya. Kalau kita berlaku seturut kehendak-Nya, niscaya keindahan yang Tuhan rencanakan bagi kita pasti terwujud namun kalau kita berlaku di luar dari kehendak-Nya, tentu malapetaka yang diterima.
Hal tersebut seperti yang diuraikan di atas, terjadi dalam diri Yesus Kristus, seorang Guru Besar. Yesus menderita karena penyangkalan, pukulan, cambukan, tusukan, olokan dan berbagai siksaan hingga mati di atas salib namun akhirnya bangkit pada hari ketiga. Luka cambukan dan pukulan hilang dari tubuh Yesus. Maut yang sebelumnya menguasai Yesus telah dikalahkan-Nya (Kisah Para Rasul 2:24; I Korintus 15:55-57). Simon Petrus, yang semula menyangkal Yesus (Lukas 22:56-60), berlari menuju kubur Yesus ketika mendengar kabar kebangkitan-Nya (Lukas 24:12). Dengan demikian, duka yang dahulu terjadi diganti dengan suka.
Peristiwa kebangkitan Yesus perlu dimaknai sebagai kemenangan seorang Guru atas maut. Dalam Injil, Yesus lebih sering disapa sebagai Guru bahkan Yesus pun mengakui diri sebagai Guru. Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13). Kebangkitan Sang Guru ini tentu memberikan harapan dan suka cita besar bagi para murid-murid-Nya dan juga orang lain. Ketika para murid Yesus ditangkap sampai disalibkan, para murid berlari dan bersembunyi. Dengan bangkitnya Yesus, para murid pasti merasa kuat. Tidak hanya itu, kabangkitan Yesus juga memberikan jawaban atas tuntutan para Imam Besar, para ahli Taurat, Mahkamah Agung, Pilatus dan Herodes agar Yesus membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah, Juru Selamat, Mesias dan Raja. Kebangkitan Yesus juga membuktikan bahwa kuasa Allah melebihi kuasa maut. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut (Kisah Para Rasul 2:24). Selain itu, membuktikan kepanjangsabaran Allah dan kekonsistenan Allah terhadap rencana-Nya yang telah dinubuatkan para Nabi dan dikatakan Yesus sendiri. Ketika berbagai pihak menuntut agar pembuktian Yesus sebagai Anak Allah, Mesias dan Raja, Allah tidak langsung terprovokasi untuk membuktikannya namun sabar hingga waktunya tiba.
Kebangkitan Yesus bukan hanya karena kuasa dan rencana Allah namun juga karena ketaatan Yesus dalam menjalankan rencana Allah. Yesus diutus ke dunia untuk memberikan kekekalan hidup bagi semua manusia. Misi itu telah dilaksanakan Yesus dengan penuh ketaatan mulai dari mengajar banyak orang, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menghardik setan, mengadakan berbagai mujizat dan akhirnya mengorbankan nyawa-Nya di atas salib. Seandainya Yesus tidak taat melakukan kehendak Allah, berbagai mujizat dan persitiwa kebangkitan tidak mungkin terjadi.
Dalam momentum perayaan Paskah, kebangkitan Sang Guru ini hendaknya menjadi sebuah spirit bagi para guru di manapun dan kapanpun berada agar bangkit dan membangkitkan pendidikan khususnya di NTT. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana serta keterbelakangan mutu pendidikan, kebangkitan para guru sangat diharapkan. Banyak hal yang tentu dilakukan para guru untuk bangkit dan membangkitkan pendidikan namun melalui ulasan ini, ada beberapa hal yang patut dilakukan para guru demi kebangkitan diri dan kebangkitan pendidikan di daerah ini.
Pertama, memahami fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta tugas utama seorang guru. Fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara itu tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas).
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan hendaknya memahami dan memegang teguh fungsi dan tujuan pendidikan tersebut. Tugas utama seorang guru (mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik) seperti yang tertuang dalam Pasal 1 PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru pun harus dihayati dan dilaksanakan. Dikuatirkan ada guru yang belum melaksanakan tugas utamanya secara utuh. Fungsi dan tujuan pendidikan juga mungkin belum dihayati untuk dipraktekkan. Jangan sampai yang terjadi adalah guru hanya memberikan catatan kepada siswa, mengkhotbahi siswa dengan materi pelajaran di depan kelas, lalu memberikan nilai kepada siswa.
Kedua, memiliki visi. Visi merupakan sebuah pandangan ke depan mengenai suatu tujuan. Visi juga merupakan sebuah impian yang ingin dicapai di waktu mendatang. Visi menjadi sebuah pendorong mencapai tujuan. Dengan demikian seorang guru hendaknya memiliki visi. Visi seorang guru hendaknya dibangun dalam bingkai fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Betapa indahnnya jika para guru memiliki visi tentang kehidupan bangsa yang cerdas.
Sebuah visi harus realistis dan ketika membangun sebuah visi, hendaknya ada pertimbangan terhadap potensi siswa, fasilitas pendukung serta situasi di lingkungan sekitar. Misalnya siswa memiliki potensi dalam olahraga, guru hendaknya memiliki mengimpikan siswa tersebut menjadi seorang atlet atau memiliki tubuh yang sehat. Kalau daerah tempat tinggal siswa memiliki masalah dalam pengelolaan sampah, guru hendaknya mengimpikan siswa tersebut menjadi seorang yang cinta kebersihan di lingkungannya.
Ketiga, memiliki motivasi mencerdaskan kehidupan bangsa. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, baik dari dalam diri maupun dari luar diri yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Saat melakukan tugas utamanya sebagai seorang guru tentu ada berbagai macam motivasi. Ada yang termotivasi oleh gaji, penghargaan, agar tidak disebut pengangguran, karena ketiadaan lapangan kerja dan ada juga yang termotivasi keterbelakangan pendidikan masyarakat setempat. Guru yang termotivasi oleh gaji dan berbagai tunjangan guru dapat diramalkan tidak fokus atau asal-asalan menjalankan tugasnya yang penting setiap bulan menerima gaji. Kekuatan yang seharusnya dijadikan para guru sebagai pemacu dalam menjalankan tugas adalah impian tentang kehidupan bangsa yang cerdas.
Keempat, memiliki kompetensi yang memadai. Kompetensi guru selalu dikoar-koarkan pemerintah, pemerhati pendidikan, pengamat pendidikan dan sebagainya. Berbagai upaya juga terus dilakukan untuk mewujudkan guru yang berkompeten.
Agar para guru bisa membangkitkan pendidikan di daerah kita yang masih terbelakang, harus ada pembangkitan diri oleh para guru itu sendiri. Ketika seorang guru memahami fungsi dan tujuan pendidikan serta memiliki impian tentang kehidupan bangsa yang cerdas hingga termotivasi untuk mewujudkannya maka perllu ada refleksi diri. Apakah saya sudah berkompeten?
Berbagai kompetensi yang harus dimiliki para guru terturai lengkap dalam PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Kompetensi-kompetensi itu yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Berbagai masalah berkaitan dengan kompetensi guru saat ini harus dibenahi seperti guru masih sulit bahkan tidak memahami keadaan peserta didik, kurikulum dan silabus ditelan bulat-bulat tanpa pengembangan sesuai kondisi sekolah, potensi peserta didik belum dikembangkan secara utuh, ada guru yang tidak berakhlak dan belum menjadi teladan bagi siswanya, pengembangan diri guru melalui karya ilmiah juga masih kurang, kualifikasi pendidikan pun masih dibawah standar.
Semoga dalam memperingati kebangkitan Yesus, Sang Guru itu, para guru terinspirasi untuk bangkit dan membangkitkan pendidikan di daerah kita. Tuhan tentu memiliki rencana yang indah terhadap perkembangan pendidikan kita sekarang ini tinggal bagaimana segenap komponen pendidikan yang di dalamnya termasuk guru, berusaha untuk mewujudkan keindahan tersebut. Bangkitlah menjadi guru yang profesional dan berkompeten! Bangkitkanlah pendidikan kita menjadi yang dapat diperhitungkan!

Kamis, 01 April 2010

AKIBAT HAMIL TIGA SISWI SMP DI NTT TIDAK IKUT UN


KARENA HAMIL/ TIGA SISWI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA ATAU SMP TERBUKA KUPANG/NUSA TENGGARA TIMUR/ TIDAK IKUT UJIAN NASIONAL ATAU UN//

KEPALA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA ATAU PPO NTT/THOBIAS ULY DI KANTOR DINAS PPO PAGI TADI (29/03/2010) SEUSAI KEMBALI DARI MENGUNJUNGI SEJUMLAH SEKOLAH PENYELENGGARA UN MENGATAKAN/ TERKAIT TIGA SISWI YANG TIDAK DAPAT MENGIKUTI UN INI/ DIMANA PIHAKNYA SUDAH MEMBUJUK SISWI TERSEBUT UNTUK IKUT UN TAPI MEREKA MENOLAK//

MENURUT ULY/ PENOLAKAN ITU DIDUGA DIAKIBATKAN TIGA SISWI TERSEBUT MERASA MALU KARENA KEHAMILANNYA/ PADAHAL GURU DI SEKOLAH TERSEBUT TELAH BERUPAYA DATANG KE RUMAH MEREKA TERSEBUT MEMINTA MEREKA IKUT UN/ TAPI MEREKA TETAP TIDAK MAU MEMGIKUTI UN//

ULY MENGUNGKAPKAN/ TAPI TERKAIT HAL INI/ PIHAKNYA MASIH TETAP MEMBOLEHKAN SISWA YANG TIDAK IKUT/ TERMASUK YANG SAKIT DAN ALASAN LAIN/ MENGIKUTI UJIAN SUSULAN YANG DIGELAR SETELAH UN/ SEHINGGA PIHAK PPO TELAH MENYAMPAIKAN KEPADA ORANG TUA SISWA UNTUK MEMBUJUK ANAKNYA AGAR BERSEDIA HADIR PADA UJIAN SUSULAN TERSEBUT/ MAKA SEDIKITNYA 50 SISWA DI SETIAP KABUPATEN BAKAL IKUT UN SUSULAN//

ULY MENJELASKAN/ SEMENTARA ITU/ SEBANYAK DUA SISWA YANG BERASAL DARI KELUARGA MISKIN DI SMP TERBUKA KUPANG TERNYATA TIDAK IKUT UN/ DENGAN ALASANNYA MEREKA TIDAK DIBERI UANG UNTUK ONGKOS KE SEKOLAH/ DAN TIGA SISWA JUGA MALU DENGAN TEMAN-TEMANNYA KARENA SEPATU MEREKA ROBEK//

ULY MENAMBAHKAN/ SESUAI KABAR TERAKHIR YANG DIDAPAT DARI TIGA SISIWI YANG HAMIL TERSEBUT/ DIMANA DUA SISWI SUDAH SUDAH BERSEDIA MENGIKUTI UJIAN SUSULAN/ SEDANGKAN YANG SATU HINGGA SAAT INI BELUM MENDAPAT KABAR UNTUK MENGIKUTI UJIAN SUSULAN TERSEBUT///

DIKUTIP DARI : http://radiosahabat.blogspot.com/2010/03/akibat-hamil-tiga-siswi-smp-di-ntt.html