Sabtu, 03 April 2010

GURU YANG BANGKIT


Dalam menyusuri liku-liku hidup di dunia ini terdapat berlaksa-laksa gejolak yang mendinamisasi setiap pergerakan kita. Terkadang kita berkelimpahan, terkadang berkekurangan. Terkadang bersukacita, terkadang berdukacita. Terkadang sukses, terkadang gagal. Baik keuntungan maupun kemalangan yang terjadi, tergatung dari kehendak Tuhan Yang Maha Kuasa dan tindakan pihak bersangkutan. Kita semua pasti mengamini bahwa rencana Tuhan untuk kita itu indah dan baik adanya. Kalau kita berlaku seturut kehendak-Nya, niscaya keindahan yang Tuhan rencanakan bagi kita pasti terwujud namun kalau kita berlaku di luar dari kehendak-Nya, tentu malapetaka yang diterima.
Hal tersebut seperti yang diuraikan di atas, terjadi dalam diri Yesus Kristus, seorang Guru Besar. Yesus menderita karena penyangkalan, pukulan, cambukan, tusukan, olokan dan berbagai siksaan hingga mati di atas salib namun akhirnya bangkit pada hari ketiga. Luka cambukan dan pukulan hilang dari tubuh Yesus. Maut yang sebelumnya menguasai Yesus telah dikalahkan-Nya (Kisah Para Rasul 2:24; I Korintus 15:55-57). Simon Petrus, yang semula menyangkal Yesus (Lukas 22:56-60), berlari menuju kubur Yesus ketika mendengar kabar kebangkitan-Nya (Lukas 24:12). Dengan demikian, duka yang dahulu terjadi diganti dengan suka.
Peristiwa kebangkitan Yesus perlu dimaknai sebagai kemenangan seorang Guru atas maut. Dalam Injil, Yesus lebih sering disapa sebagai Guru bahkan Yesus pun mengakui diri sebagai Guru. Kamu menyebut Aku Guru dan Tuhan, dan katamu itu tepat, sebab memang Akulah Guru dan Tuhan (Yohanes 13:13). Kebangkitan Sang Guru ini tentu memberikan harapan dan suka cita besar bagi para murid-murid-Nya dan juga orang lain. Ketika para murid Yesus ditangkap sampai disalibkan, para murid berlari dan bersembunyi. Dengan bangkitnya Yesus, para murid pasti merasa kuat. Tidak hanya itu, kabangkitan Yesus juga memberikan jawaban atas tuntutan para Imam Besar, para ahli Taurat, Mahkamah Agung, Pilatus dan Herodes agar Yesus membuktikan diri-Nya sebagai Anak Allah, Juru Selamat, Mesias dan Raja. Kebangkitan Yesus juga membuktikan bahwa kuasa Allah melebihi kuasa maut. Tetapi Allah membangkitkan Dia dengan melepaskan Dia dari sengsara maut, karena tidak mungkin Ia tetap berada dalam kuasa maut (Kisah Para Rasul 2:24). Selain itu, membuktikan kepanjangsabaran Allah dan kekonsistenan Allah terhadap rencana-Nya yang telah dinubuatkan para Nabi dan dikatakan Yesus sendiri. Ketika berbagai pihak menuntut agar pembuktian Yesus sebagai Anak Allah, Mesias dan Raja, Allah tidak langsung terprovokasi untuk membuktikannya namun sabar hingga waktunya tiba.
Kebangkitan Yesus bukan hanya karena kuasa dan rencana Allah namun juga karena ketaatan Yesus dalam menjalankan rencana Allah. Yesus diutus ke dunia untuk memberikan kekekalan hidup bagi semua manusia. Misi itu telah dilaksanakan Yesus dengan penuh ketaatan mulai dari mengajar banyak orang, menyembuhkan orang sakit, membangkitkan orang mati, menghardik setan, mengadakan berbagai mujizat dan akhirnya mengorbankan nyawa-Nya di atas salib. Seandainya Yesus tidak taat melakukan kehendak Allah, berbagai mujizat dan persitiwa kebangkitan tidak mungkin terjadi.
Dalam momentum perayaan Paskah, kebangkitan Sang Guru ini hendaknya menjadi sebuah spirit bagi para guru di manapun dan kapanpun berada agar bangkit dan membangkitkan pendidikan khususnya di NTT. Di tengah keterbatasan sarana dan prasarana serta keterbelakangan mutu pendidikan, kebangkitan para guru sangat diharapkan. Banyak hal yang tentu dilakukan para guru untuk bangkit dan membangkitkan pendidikan namun melalui ulasan ini, ada beberapa hal yang patut dilakukan para guru demi kebangkitan diri dan kebangkitan pendidikan di daerah ini.
Pertama, memahami fungsi dan tujuan pendidikan nasional serta tugas utama seorang guru. Fungsi pendidikan nasional yaitu mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Sementara itu tujuan pendidikan nasional yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Pasal 3 UU No.20 Tahun 2003 Tentang Sisdiknas).
Guru sebagai salah satu komponen pendidikan hendaknya memahami dan memegang teguh fungsi dan tujuan pendidikan tersebut. Tugas utama seorang guru (mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik) seperti yang tertuang dalam Pasal 1 PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru pun harus dihayati dan dilaksanakan. Dikuatirkan ada guru yang belum melaksanakan tugas utamanya secara utuh. Fungsi dan tujuan pendidikan juga mungkin belum dihayati untuk dipraktekkan. Jangan sampai yang terjadi adalah guru hanya memberikan catatan kepada siswa, mengkhotbahi siswa dengan materi pelajaran di depan kelas, lalu memberikan nilai kepada siswa.
Kedua, memiliki visi. Visi merupakan sebuah pandangan ke depan mengenai suatu tujuan. Visi juga merupakan sebuah impian yang ingin dicapai di waktu mendatang. Visi menjadi sebuah pendorong mencapai tujuan. Dengan demikian seorang guru hendaknya memiliki visi. Visi seorang guru hendaknya dibangun dalam bingkai fungsi dan tujuan pendidikan nasional. Betapa indahnnya jika para guru memiliki visi tentang kehidupan bangsa yang cerdas.
Sebuah visi harus realistis dan ketika membangun sebuah visi, hendaknya ada pertimbangan terhadap potensi siswa, fasilitas pendukung serta situasi di lingkungan sekitar. Misalnya siswa memiliki potensi dalam olahraga, guru hendaknya memiliki mengimpikan siswa tersebut menjadi seorang atlet atau memiliki tubuh yang sehat. Kalau daerah tempat tinggal siswa memiliki masalah dalam pengelolaan sampah, guru hendaknya mengimpikan siswa tersebut menjadi seorang yang cinta kebersihan di lingkungannya.
Ketiga, memiliki motivasi mencerdaskan kehidupan bangsa. Motivasi dapat diartikan sebagai kekuatan, baik dari dalam diri maupun dari luar diri yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Saat melakukan tugas utamanya sebagai seorang guru tentu ada berbagai macam motivasi. Ada yang termotivasi oleh gaji, penghargaan, agar tidak disebut pengangguran, karena ketiadaan lapangan kerja dan ada juga yang termotivasi keterbelakangan pendidikan masyarakat setempat. Guru yang termotivasi oleh gaji dan berbagai tunjangan guru dapat diramalkan tidak fokus atau asal-asalan menjalankan tugasnya yang penting setiap bulan menerima gaji. Kekuatan yang seharusnya dijadikan para guru sebagai pemacu dalam menjalankan tugas adalah impian tentang kehidupan bangsa yang cerdas.
Keempat, memiliki kompetensi yang memadai. Kompetensi guru selalu dikoar-koarkan pemerintah, pemerhati pendidikan, pengamat pendidikan dan sebagainya. Berbagai upaya juga terus dilakukan untuk mewujudkan guru yang berkompeten.
Agar para guru bisa membangkitkan pendidikan di daerah kita yang masih terbelakang, harus ada pembangkitan diri oleh para guru itu sendiri. Ketika seorang guru memahami fungsi dan tujuan pendidikan serta memiliki impian tentang kehidupan bangsa yang cerdas hingga termotivasi untuk mewujudkannya maka perllu ada refleksi diri. Apakah saya sudah berkompeten?
Berbagai kompetensi yang harus dimiliki para guru terturai lengkap dalam PP No. 74 Tahun 2008 Tentang Guru. Kompetensi-kompetensi itu yakni kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. Berbagai masalah berkaitan dengan kompetensi guru saat ini harus dibenahi seperti guru masih sulit bahkan tidak memahami keadaan peserta didik, kurikulum dan silabus ditelan bulat-bulat tanpa pengembangan sesuai kondisi sekolah, potensi peserta didik belum dikembangkan secara utuh, ada guru yang tidak berakhlak dan belum menjadi teladan bagi siswanya, pengembangan diri guru melalui karya ilmiah juga masih kurang, kualifikasi pendidikan pun masih dibawah standar.
Semoga dalam memperingati kebangkitan Yesus, Sang Guru itu, para guru terinspirasi untuk bangkit dan membangkitkan pendidikan di daerah kita. Tuhan tentu memiliki rencana yang indah terhadap perkembangan pendidikan kita sekarang ini tinggal bagaimana segenap komponen pendidikan yang di dalamnya termasuk guru, berusaha untuk mewujudkan keindahan tersebut. Bangkitlah menjadi guru yang profesional dan berkompeten! Bangkitkanlah pendidikan kita menjadi yang dapat diperhitungkan!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar