Selasa, 04 Januari 2011
REKOR TERUKIR DI BAWAH NAUNGAN TIANG AWAN
KIRI: pelepasan balon gas sebagai tanda dimulainya St. Claus Manekat.
KANAN ATAS: perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI), Paulus Pangga, SH memberikan piagam penghargaan kepada Bpk. Charles Naramesakh
KANAN BAWAH: perwakilan Museum Rekor Indonesia (MURI), Paulus Pangga, SH memberikan piagam penghargaan kepada Bpk. Wellem Tan
Kedua penerima penghargaan tersebut merupakan anggota Jemaat Son Halan Niki-niki yang mencatat rekor MURI ke 4.677 dengan memotori kegiatan St. Claus Manekat. Dalam kegiatan tersebut, dibagikan hadiah kepada 3.500 anak di 17 posko yang tersebar di Kota Niki-niki dan beberapa desa di sekitarnya
Sejak pertengahan Desember 2010, hujan terus mengguyur sebagian wilayah NTT, tak terkecuali Niki-niki, ibu kota Kecamatan Amanuban Tengah, Timor Tengah Selatan. Hujan yang terus-menerus tersebut menjadi ujian iman bagi warga setempat dan sekitarnya yang merayakan Natal dengan aneka kegiatan, terutama yang dilakukan di alam terbuka. Salah satu kegiatan tersebut misalnya, kegiatan membagi-bagi hadiah oleh “St. Claus Manekat” kepada ribuan anak di Niki-niki dan beberapa desa sekitarnya pada 30 Desember 2010. Sebelum kegiatan tersebut dilaksanakan, banyak orang berdoa dan berharap agar cuaca bersahabat ketika kegiatan St. Claus Manekat dilaksanakan. Sehari sebelumnya, Ketua Majelis Jemaat Son Halan Niki-niki, Pdt. B.J. Kesaulya-Sahetapi, S.Ag, dalam ibadah persiapan untuk perjamuan kudus, berdoa agar cuaca bersahabat ketika kegiatan berlangsung. Doa serupa juga dipanjatkan oleh Ketua KPWK Amanuban Tengah Utara, Pdt. S.B. Telnoni-Tahun, S.Th, saat membawakan doa pembukaan kegiatan St. Claus Manekat. Pdt. Telnoni-Tahun memohon kiranya Tuhan memberikan tiang awan pada siang hari dan tiang awan pada malam agar kegiatan berjalan dengan lancar.
Selain kedua pendeta tersebut, tentu banyak pihak yang berdoa agar cuaca mendukung kelancaran kegiatan. Lalu apakah doa-doa tersebut dijawab oleh Tuhan? Tulisan ini adalah salah satu saksi bahwa doa orang benar besar kuasanya dan Tuhan telah membuktikan bahwa Ia berkuasa atas alam semesta yang dicipakan-Nya.
Kalau hari-hari sebelumnya hujan turun dengan deras, pada 30 Desember 2010 hanya mendung. Di bawah naungan awan, St. Claus Manekat berkonvoi dengan ratusan jemaat Soh Halan serta jemaat sekitarnya menggunakan puluhan kendaraan roda dua dan empat. Dari sekretariat St Claus Manekat di Niki niki, rombongan menuju Posko I di Desa Oe O, Kecamatan Oe Nino, TTS. Kemudian menuju Posko II di Desa Niki niki Un, Posko III dan IV di Desa Sopo, Posko V-XIII di Niki-niki, Posko XIV di Desa Nobi nobi, Posko XV di Desa Supul, Posko XVI di Desa Tetaf dan Posko XVII di Desa Lakat.
Di setiap posko telah berkumpul ratusan anak-anak yang datang dari rayon atau jemaat setempat dan sekitarnya. St. Claus Manekat dan rombongan lalu mengunjungi mereka dan memberikan hadiah (makanan ringan dan alat tulis yang dipaket dalam satu tas kecil). Sebelum memberikan hadiah, ada anak-anak yang diminta mengucapkan doa, menyanyi atau membaca puisi. Setelah memberikan hadiah, Opa St. Claus Manekat yang didampingi ibu peri, berpesan kepada anak-anak agar patuh pada orang tua dan rajin beribadah. Jangan hanya mau rajin ketika St. Claus Manekat mau membagi-bagi hadiah.
Setelah berkeliling membagi-bagi hadiah, rombongan St. Claus Manekat kembali ke sektretariat pada 19.45 Wita. Kegiatan ini berlangsung lancar berkat lindungan tiang awan dari Tuhan. Hujan tidak turun dan matahari tidak terik sehingga St. Claus bisa berkeliling dari posko ke posko untuk membagi hadiah. Hujan rintik sempat mengguyur kawasan posko I dan terlihat hujan lebat beberapa kilo meter di depan namun saat rombongan St. Claus memasuki kawasan tersebut, yang terlihat hanya jalan raya yang basah. Rupanya hujan baru saja reda. Bagaimana mungkin? Suatu mujizat! Kalau saat final Piala AFF di Glora Bung Karno pada 29 Desember 2010, pawang hujan dikerahkan untuk menahan hujan namun saat St. Claus Manekat di Niki niki, imanlah yang menghasilkan cuaca baik.
Banyak jemaat yang asyik menoton dan berkonvoi dengan St. Claus. Banyak anak yang menerima hadiah dari St. Claus. Sadarkah mereka kalau semua itu berkat cuaca baik yang diberikan Tuhan?
Rekor Terukir
Kegiatan St. Claus Manekat berupa pembagian hadiah kepada 3.500 anak yang tersebar di 17 posko, sepanjang 21,4 Km. Menurut Ketua Panitia, Charles Naramesak, kegiatan tersebut yang sudah lima kali dilaksanakan bertujuan menyatakan kasih kepada sesama. Selain itu juga mengajarkan anak-anak untuk mau berbagi dengan siapa saja.
Kegiatan tersebut tercatat dalam Museum Rekor Indonesia (MURI) sebagai rekor ke 4.677. Charles Naramesak dan Wellem Tan sebagai penggagas kegiatan ini mendapat penghargaan dari MURI yang diserahkan langsung perwakilan MURI, Paulus Pangga, SH. Pada kesempatan itu, Pangga berharap agar pemerintah bisa peka dengan kegiatan seperti itu sehingga bisa menjadi agenda wisata rohani. Sementara itu, perwakilan Majelis Sinode GMIT, Pdt. Weli Kamelia-Maleng, M. Th dalam sambutan pembukaan St. Claus Manekat, mengungkapkan sukacita Majelis Sinode karena ada jemaat yang misioner dan mau berbagi kasih. “Semoga kegiatan ini menjadi inspirasi bagi kita untuk saling berbagi dengan tulus dengan sesama, seperti Tuhan yang telah memberikan Anak-Nya untuk menebus kita dari dosa,” kata Pdt. Kamelia-Maleng.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar