Masalah ketahanan pangan di Provinsi NTT, harus “dikeroyok” secara lintas sektor. Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang kompleks, yang mencakup sub sistem ketersediaan, distribusi dan konsumsi pangan.
Karena itu, harus dikerjakan secara lintas sektor, lintas pelaku dan lintas daerah. Demikian dikemukakan Gubernur NTT, Frans Lebu Raya, pada Hari Pangan Sedunia (HPS) tingkat Provinsi NTT tahun 2011, di Bajawa Kabupaten Ngada-Flores, Jumat lalu (14/10).
Menurut Gubernur, dengan bekerja secara lintas sektoral, koordinasi dan harmonisasi kebijakan menjadi kata kunci keberhasilan pembangunan ketahanan pangan nasional dan daerah. “Sepanjang semua pemangku kepentingan belum duduk bersama, mulai dari merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi serta merumuskan langkah tindak lanjut, maka sebagus apapun program atau kegiatan yang dilaksanakan, dan berapapun uang yang disalurkan kepada masyarakat, akan tetap saja habis tak berbekas,” kata gubernur.
Karena itu, gubernur mengajak seluruh komponen masyarakat NTT untuk menyatukan gerak dan langkah, memerangi kelaparan sekaligus kemiskinan di NTT. “Jangan karena kita kurang beras, kemudian kita dicap rawan pangan, padahal kita memiliki potensi pangan lokal non beras, serta pada setiap momentum rapat atau pertemuan selalu menyajikan pangan lokal.
Mari mulai dari diri dan keluarga kita, terus kita kampanyekan kepada masyarakat agar merasa bangga dalam mengkonsumsi pangan lokal,” pinta gubernur. Dia juga meminta untuk dilakukan evaluasi secara menyeluruh, manfaat program atau kegiatan yang telah dilaksanakan terhadap perkembangan rawan pangan dan kemiskinan di NTT.
“Saya juga minta untuk samakan persepsi dan langkah operasional, tentang cakupan serta indikator kerawanan dan kemiskinan di NTT, sehingga kita semua mempunyai pandangan yang sama terhadap kondisi dan penanganannya di NTT,” tegasnya seraya menambahkan, agar ada rumusan pola penanganan kerawanan pangan dan kemiskinan yang lebih terkoordinasi dan terpadu.
Gubernur juga mengajak seluruh komponen masyarakat untuk mewujudkan kembali kejayaan NTT, memproduksi jagung sebagai pangan pokok utama yang didukung ubi-ubian dan pangan lokal sumber karbohidrat lainnya, serta terus meningkatkan proses pengolahan yang dapat memberikan nilai tambah dan penyajiannya, sehingga memiliki citra, mudah diperoleh dan dikonsumsi sekaligus dapat bersaing dengan produk pangan dari luar NTT.
"Mari bangun komitmen dalam memanfaatkan dan menggunakan aneka ragam pangan lokal pada setiap momentum kegiatan. Saya ajak kita semua, setiap hari Rabu dan Kamis ketika sebagian masyarakat NTT menggunakan pakaian motif daerah; kita jadikan momentum untuk mengkonsumsi pangan lokal terutama pangan sumber karbohidrat non beras dan pangan protein hewani,” tandas gubernur.
http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=43918
Tidak ada komentar:
Posting Komentar