
Walaupun memberikan beberapa alasan obyektif terkait anjloknya pesentasi kelulusan UN SMA/SMK di NTT tahuni ini, namun Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga NTT, Thobias Uly tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Kepada puluhan wartawan di ruang kerjanya, Senin (26/4), Thobias Uly menyampaikan hasil UN NTT.
Ia mengakui hasil UN SMA/SMK NTT tahun ini menempati urutan terakhir dari 34 privinsi di Indonesia. “Prestasi” ini sungguh sebuah pukulan telak bagi dirinya yang dipercaya pemerintah mengemban misi memajukan pendidikan di NTT. Namun, Uly juga mencoba menunjukan prestasi yang berhasil diraih beberapa siswa di NTT yang meraih nilai semprna yakni 10. Menurut Uly, setidaknya ada beberapa faktor yang menyebabkan rendahnya persentasi kelulusan UN di NTT. Faktor tersebut antara lain, minimnya sarana dan prasarana pendidikan hingga SDM pendidik yang belum memadai. “Termasuk juga daya serap siswa akan kurikulum baru yang lebih mengutamakan aplikasi dibanding teori,” katanya. Untuk guru, jelasnya, sebagian besar sudah memenuhi standar kualifikasi yakni S-1. Namun, baru sebagian kecil yang memenuhi standar kompetensi. Dengan demikian sangat mempengaruhi siswa dalam menyerap pelajaran yang diberikan. Hasil yang diraih ini sungguh di luar prediksi banyak pihak. Secara keseluruhan, hasil UN SMA/SMK NTT 2010 yakni, dari total peserta 35.201 siswa, yang dinyatakan lulus ujian utama sebanyak 18.333 eserta atau 52,08 persen. Padahal Pemprov NT menargetkan 75 persen untuk SMA dan 85 persen untuk SMK. Target ini, kata Gubernur NTT, Frans Lebu Raya ketika memantau pelaksanaan UN, Selasa (23/3) lalu karena persiapan yang dilakukan cukup matang. Selain itu karena standar kelulusan tetap. Target ini wajar karena standar kelulusan tahun sebelumnya yakni untuk SMA 70,2 persen dan SMK 83,2 persen. Namun ibarat langit dan bumi, hasil yang diraih jauh dibawah target yang ditetapkan. Lantas, apa sebenarnya yang menjadi penyebab utama anjloknya hasil UN tahu ini? Gubenur NTT bertindak reaktif dengan meminta instansi terkait melakukan evaluasi untuk mengetahui faktor-faktor penyebab anjloknya persentasi kelulusan UN di NTT ini. Sebagaimana dikatakan Kadis PPO NTT, Thobia Uly bahwa pihaknya akan melakukan pemetaan terhadap sejumlah kendala yang dihadapi untuk merumuskan program yang tepat untuk tahun berikutnya. Ke depan, lanjut Uly, Dinas PPO NTT akan lebih fokus untuk mempersiapkan siswa mengikuti UN. Evaluasi sebagaimana yang yang diminta Gubernur NTT, harus harus dilakukan tidak hanya oleh pemerintah sendiri tetapi oleh seluruh elemen yang terkait langsung dalam pengembangan pendidikan di NTT. Hal ini sangat penting karena kesuksesan pendidikan tidak hanya ditentukan oleh pemerintah. Ada peran orang tua, guru dan siswa itu sendiri. Sementara pemerintah berperan terutama dalam hal regulasi dan dukungan sarana prasarana serta pendanaan.
Beberapa sekolah yang sukses meraih 100 persen kelulusan tentunya menjadi contoh yang bagus untuk ditiru. Sebut saja SMA Mercusuar Kupang dan SMA Seminari St. Rafael Kupang yang kembali meraih hasil sempurna tahuni ini. Di dua sekolah ini, peserta didik dipersiapakn dengan sangat baik sejak di bangku kelas. Manajemen sekolah sangat mendukung dengan menciptakan iklim yang sangat kondusif.
Dikutip dari Harian Pagi Timor Express edisi 28 April 2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar