Jumat, 21 Agustus 2009

Sumber ‘Anggur’ Su Dekat!

Selasa, 18 Agustus 2009
Ketika mata yang lelah belum lama teduh dalam mimpi, ketika kaki dan tangan yang terkulai belum puas berbuai dalam keempukan tilam, ketika nafas yang terengah belum sempat berhembus ramah, saya yang selama berhari-hari larut dan hanyut dalam semarak perayaan HUT ke 64 RI, terkejut dalam tidur siang yang sekejap itu. Astaga! Hari ini ibadah syukuran Dies Natalis ke 47 Cabang GMKI Kupang di Gereja Maranatha Oebobo. Untung dingatkan Om Aryanto Ferdinan, Ketua Komisariat Rabbi—FKIP Undana. Tidak cuci muka, pakai baju kaos, sandal jepit lalu naik Angkot menuju gereja. Oh my Good! Ibadahnya sudah berlangsung. Ibadah ini dipimpin oleh seorang pendeta dengan bacaan dari Yohanes 2:1-11 yang berperikop Perkawinan di Kana. Mengawali renungan tersebut, Usi Tina dkk yang berkostum jubah dengan aneka warna, membawakan sebuah oratorium. Oratotium ini berisi seruan umat manusia yang mempertanyakan keberadaan Tuhan di tengah gempuran musuh. Di akhir oratorium itu ada pengakuan bahwa Tuhan selalu ada untuk kita.
Dalam renungannya, Pak Pendeta mengibaratkan cabang GMKI Kupang sebagai pesta perkawinan yang kekurangan anggur. Anggur dalam konteks GMKI berupa sejarah, visi misi, civitas gerakan, senior members dan hal terkait di dalamnya. Di usianya yang ke 47, GMKI juga diharapkan untuk tidak menjadi seperti bayi.
Pada kesempatan itu, Om Ebetz L. Masu, Ketua Cabang GMKI Kupang MB 2008-2010, dalam pidatonya meyentil beberapa hal menyangkut dinamika Cabang GMKI Kupang yakni: hubungan timbalik balik anggota GMKI dan GMKI yang saling menopang dan saling mempengaruhi; komunikasi internal organisasi dan komunikasi eksternal organisasi; jiwa kewirausahaan dalam GMKI; pembinaan kader GMKI secara formal dan informal (Pendidikan Kader Level Satu/PKLS); dan masalah tanah tempat berdirinya Sekretariat GMKI Kupang yang akan diterima kembali oleh pemiliknya. Setelah itu, Bapak Agus Benu, senior member yang membawakan kata sambutan, menyesalkan pelaksanaan ibadah syukuran yang seharusnya mulai pukul 16.00 Wita namun molor hinggga satu jam kemudian. Beliau juga menyampaikan beberapa pesan agar pada ruang strategis, GMKI harus datang dan berarti bagi “konsumen”. GMKI juga harus bisa memberikan sesuatu yang lebih besar dan berarti dari sesuatu yang diterimanya. Sebagai organisasi yang ‘bergerak’, ujung kurva gerakan jangan sampai mengalami regresi dari capaian tertinggi sebelumnya. Gerakan itu hendaknya dimulai dari diri kita—disiplin dalam berkuliah, jangan sampai drop out karena malas kuliah. “Anda tidak akan sendiri kecuali Anda yang menyendirikan diri”, katanya ketika mengakhiri kata sambutannya.
Ibadah syukuran yang dihadiri beberapa senior members, diantaranya Bapak Agus Benu, Bapak Yapi Niap, Bapak Rodialek Polo, Mama Mia Noach, Bapak Naldi serta beberapa senior lainnya, BPC GMKI Kupang, Pengurus Komisariat se-Cabang GMKI Kupang, para anggota dan undangan, disemaraki dengan pemotongan kue ulang tahun ke 47 oleh Om Ebetz lalu menyuapi para senior members. Eh, karena larut dalam kebahagiaan, lilin berbentuk angka 47 itu lupa dibakar. Setelah kuenya dipotong dan dimakan baru lilinnya dibakar dan ditiup. Hahahahaha . . . . !!!!
Tidak apa-apa kan? Sesekali dobrak tradisi dong!

Ketika makan bersama . . . . . !
“Apakah seksi konsumsi kehabisan anggur?”
Jangan takut! Sekarang sumber ‘anggur’ su dekat. Kita sonde haus lagi. Bisa Bantu BPC dan PK melayani orang lain.
A . . a.. .a . . ! Seandainya ‘anggur’ macet maka BPC dan PK akan mencekkean tiap hari.
Hahahahahah . . . .!!!!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar