Selasa, 16 Maret 2010

Derai Kenangan Dari Catatan Harian Giring



Aku mengucap syukur kepada Allah setiap kali aku mengingat kamu dan setiap kali aku berdoa untuk kamu semua, aku selalu berdoa dengan suka cita (Filipi1:3-4).
Waktu yang terus mengalir telah menghanyutkan dan menghempaskan kita jauh dari hari-hari kemarin. Kini hanya puing-puing kemesraan, persekutuan, canda dan tawa. Semuanya akan membeku dan memfosil lalu tertimbun seturut detak-detik jarum jam dan matinya sapaan. Coretan-coretan tinta yang kita bariskan pada bertumpuk-tumpuk kertas mungkin telah noda dan kumal lalu kau sampahkan. Tali-tali yang kita rajut mungkin telah kusut dan lekang lalu kau sesakkan bersama barang-barang bekas. Namun ketahuilah bahwa hingga saat ini, telapak-telapak kita pada dinding di tiap bilik jantung dan lorong-lorong nadi ini terus terpajang dan berkobar oleh derasnya darah. Dan kepadamu, saudara-saudariku, aku deraikannya dalam untaian kata. Biarlah selaksa desah nafas melafaskan satu ikrar LARAN MAROMAK, ITA DEIT


Jumat, 4 Juli 2008
Sore itu, Giring yang baru saja beberapa hari liburan di kampung (Niki-niki) merasa jenuh sekalipun berada di tengah-tengah keluarga. Tentu karena terbiasa dengan keramaian di Kota Kupang atau terbiasa dengan kesibukan kuliah lalu ketika berada di kampung halaman kesibukannya berbeda.
Sekedar mengisi waktu, Giring mengover-over bola plastik sendirian.
“Halo, slamat sore! Ini surat undangan dar gereja. Ada kegiatan Pemuda Polykarpus Atambua di gereja jadi sabantar malam pi gereja e!”, K’ Ret, tetangga yang adalah pemudi yang sering aktif di kegiatan kepemudaan di gereja memberitahukan demikian lalu menyodorkan sepotong kertas yang disebutnya undangan. Ternyata surat itu bukan surat undangan tetapi surat mohon izin orang tua agar pemuda/i Soh Halan Niki-niki bisa berpartisipasi dalam Kemah Alkitab Pemuda Policarpus Atambua dan Pemuda Son Halan Niki-niki dari 4-6 Juli 2008.
Ah, tanpa surat izin juga bapa dan mama bisa mengizinkan. Entah diundang atau tidak, itu bukan masalah. Ini sebagai kesempatan lihat nona-nona manis dari Policarpus Atambua. Lebih pentingnya adalah menyegarkan jiwa yang gersang. Bukankah selama hampir satu tahun sejak berada di Kupang, Giring tidak lagi berpartisipasi dalam kegiatan kepemudaan di gereja? Walau cukup aktif di GMKI Cabang Kupang namun belum utuh kalau tidak terlibat dalam kepemudaan di gereja.
* * *

Suasana dalam gedung kebaktian Jemaat Son Halan Niki-niki serasa asing dan kaku. Bangku-bangku di deretan kiri di tempati pemuda/i Son Halan Niki-niki sedangkan bangku-bangku di deret kanan ditempati oleh pemuda/i Policarpus Atambua. Beberapa menit yang lowong menuju acara pembukaan Kemah Alkitab hanya diisi dengan saling melirik dan curi pandang yang terkadang menjerumuskan berpasang-pasang mata dalam tabrak pandang lalu tersipu malu atau salah tingkah. Namun hal ini tidak berlaku bagi Giring. Hanya duduk terpaku pada bangku deret kedua dari depan. Sesekali mencoret-coret kertas mencatat sesuatu. Bukankah Giring justru menjadi perhatian beberapa orang juga karena rambut kribonya???
***

Tak lama kemudian ibadah pembukaan kegiatan Kemah Alkita dimulai. K’ Edy yang memipin ibadah memilih I Timotius 4: 11-12 sebagai bacaan dari Alkitab yang mengawali serentetan acara beberapa hari ke depan. Inti renungan K’ Edy adalah pemuda harus menjadi teladan dan percaya diri. Setelah kebaktian singkat itu selesai, Pdt. Victor U. Nenohay, S. Th dari pihak Polikarpus dalam sambutannya mengatakan bahwa melalui kegiatan Kemah Alkitab semangat pemuda untuk menghadapi tantangan zaman menjadi matang. Untuk itu Pdt. Victor berharap agar pemuda bisa menghadapi sebuah tantangan berat yaitu tantangan untuk menjadi diri sendiri.
Selanjutnya, Pdt. Grace Sjioen, S.Th sebagai tuan rumah kegiatan, mengakui jika kegiatan ini merupakan kegiatan yang pertama kali dan relevan dengan program pemuda Son Halan (wisata rohani dan diskusi). Pdt. Grace juga berharap agar para pemuda mendapatkan sesuatu yang berguna dari kemah Alkitab ini. Di bagian akhir, Bpk. Herodes Sally sebagai wakil ketua panitia, meminta pemuda agar bangkit dan mengenali diri. Diharapkan juga agar ke depan para pemuda yang ikut dalam Kemah Alkitab dapat menjadi pemimpin para pemuda.
***

Sehabis seremoni pembukaan, tabir keasingan di antara pemuda Son Halan dan pemuda Polikarpus disingkapkan melalui perkenalan. Semula Giring menganggap perkenalan itu mungkin dilakukan dengan tiap orang yang hadir berdiri lalu memperkenalkan dirinya. Tak disangka, perkenalannya melalui permainan. Setiap orang harus menuliskan nama lengkapnya pada secarik kertas dan dikumpulkan menurut jenis kelamin lalu ditukarkan secara silang. Nyong-nyong Son Halan mendapat kertas yang bertuliskan nama nona-nona Polikarpus sedangkan nona-nona Son Halan mendapat kertas yang bertuliskan nama nyong-nyong Polikarpus dan sebaliknya dengan yang dari Polikarpus. Tugas terberatnya adalah setiap orang harus mencari orang yang namanya tertulis di kertas yang diperolehnya. Tiap orang lalu lalang, Tanya sana, tanya sini seperti mencari alamat rumah saja. Tak terkecuali bagi Giring. Rambutnya yang mengembang seperti pohon beringin bukanlah hambatan. Dengan secarik kertas bertiluskan LONY SALAU di tangannya Giring lompat sana, lompat sini lewat celah-celah bangku gereja, mencari orangnya dengan susah akhirnya ketemu juga dan bersalaman (Nona Loni dan Kakaknya Kris Salau sempat bertemu dan bersama Giring dalam kegiatan Masa Perkenalan Anggota Baru GMKI Cab. Kupang pada awal Desember 2009. Waktu itu K’ Kris Salau dengan Giring sebagai panitia di seksi konsumsi sedangkan adiknya Loni sebagai peserta kegiatan).
***

Kesibukan-kesibukan berkenalan selesai dan sedikit mencairkan keasingan yang membekukan. Selanjutnya Pdt. Sarlinda A. Kisek, M. Si membawakan eksposisi I tentang Karakter Tokoh Daniel. Dalam uraiannya, Pdt. Kisek memaparkan keteladanan-keteladanan Daniel. Daniel walaupun berada dalam tekanan dan ancaman namun tekun, taat dan setia beribadah kepada Tuhan serta rajin belajar dan berani menghadapi tantangan. Hal seperti itulah yang hendaknya diteladani para pemuda Kristen khususnya yang mengikuti Kemah Alkitab.
###

Sehabis eksposisi I, makan malam bersama. K’ Nona pemandu acara yang gendut dan berambut lurus itu (yang kemudian dikenal beernama K’ Netty Ratu Dabbo)menunjuk Giring meminta izin kepada Tuhan melalui doa agar makan bersama. Mungkin karena rambut terlalu rimbun di antara semua yang hadir sehingga Giringlah yang ditunjuk.
Entah karena gugup atau apa, dalam doanya Giring berkata “. .. Terima kasih karena atas berkat rahmat Allah Yang Maha Kuasa dan dengan didorongkan oleh keinginan yang luhur maka kegiatan ini dapat berakhir dangan baik . . . “ .
Hahahah……….!!! Itu kan salah satu kalimat yang dikutip dari Pembukaan UUD 1945.
###
Malam yang larut memulangkan Giring dan beberapa teman. Di bawah keremangan, Giring bersama beberapa pemuda tetangga yakni Markus, K’ Ret, Omi, Adel dan Santy memaksa kaki terayun menyusuri jalan raya beraspal sedang gurauan menghibur mata yang lelah. Maklum saja, jarak gereja Son Halan ke rumah Giring dkk 1 Km lebih. Sudah begitu Giring dkk tidak punya sepeda motor…..
Kasian e….!!! Orang pu anak!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!
# # #
Sabtu, 5 Juli 2008
Bangun pagi nyaris kesiangan. Langsung bergegas untuk kembali ke gereja mengikuti Kemah Alkitab. Inikah nona-nona dan nyong-nyong Polikarpus??? Tadi malam karena hanya diterangi neon sehingga tidak jelas kelihatan.
Pagi ini......................., wouw! Ada bule dari Atambua. Hahahaa.....................!!!
###

Materi kegiatan pagi ini, Implikasi Karakter Daniel Bagi Kehidupan Pemuda dan merupakan penjabaran dari materi tadi malam. Masih dibawah panduan Pdt. Kisek, kami dibagi dalam 4 kelompok. Tiap kelompok harus mengidentifikasi masalah sosial dalam masyarakat lalu memberi solusinya.
Giring berada di kelompok IV bersama fansnya K’ Netty, Racun, Dedi Nenokeba (Son Halan) dan yang lainnya. Giringlah yang ketua kelompok sedangkan sekretarisnya K’ Endang, itu pun setelah batola bahela siapa yang mau jadi sekretatis.
Masalah yang diidentifikasi kelompok Giring yaitu gaya hidup yang ikut arus, pergaulan bebas, masalah ekonomi (KDRT dan TKI ilegal). Solusinya yaitu menjadi diri sendiri dan menjadikan Alkitab sebagai dasar kebenaran. Hasil diskusinya dipresentasikan oleh K’ Nety.
Masalah yang diidentifikasi kelompok III yaitu kenakalan remaja, gaya hidup yang ikut arus, pergaulan bebas, orang tua kurang memperhatikan anaknya, pemuda suka mencari perhatian orang lain dengan berbagai perilaku. Solusinya mendekatkan diri pada Tuhan, mengikuti kegiatan-kegiatan rohani dan tidak cepat terpengaruh. Dari kelompok II, masalah yang ditemukan yaitu krisis identitas pemuda, pergaulan bebas, pencarian status sosial, dan politik kotor. Solusinya, aktif di kegiatan-kegiatan yang positif.
Lalu kelompok I membeberkan masalah pemerasan, kekacauan, seks bebas dan penyalahgunaan internet.
# # #
Hawa dingin yang merasuk teman-teman dari Polikarpus lenyaplah sudah oleh terik matahari yang terus memanggang. Yang tadinya kedinginan sekarang bercucuran keringat, apalagi ditambah dengan kesibukan menganyam tali aneka warna. Siang ini, ada rupanya pelatihan kreatifitas. Beberapa teman dari Polikarpus menjadi tutor kecil bagi kami. Setelah mencoba dan terus mencoba, akhirnya bias juga. Giring berhasil membuat sebuah gelang yang dianyam dari tali berwarna merah dan putih berporos biru dan sekarang sudah dimuseumkan gelangnya. Selesai anyam-menganyam, latihan bernyanyi menggunakan paduan suara. Giring yang terdampar di kelompok bas hanya ngau-ngau saja karena tidak bias menyanyikan not. Hahahaha . . . .!!!
# # #

Rambut lurus disisir rapi dan tampak berminyak. Paras tampan dan manis. Baju berlengan panjang bergaris merah hitam dipadu dengan celana hitam yang rapi disetrika. Sepatu hitam mengkilap memperindah tiap derap langkahnya. Itulah Pdt. Hengki Abineno, dengan suara yang mendayu-dayu dan kata-kata guyon, beliau memberikan ulasan tentang Persahabatan Ala Daniel. Dalam ulasannya, Pdt. Abineno meminta agar selalu menghadirkan Tuhan dalam setiap persahabatan. Ego dalam persahabatn sebaiknya dihindari. Selain itu, rokok atau Miras bukanlah tanda persahabatan. Dalam persahabatan, penampilan atau cara berdandan perlu diperhatikan karena turut mempengaruhi persahabatan. Di akhir pemaparannya, Pdt. Abineno mengatakan PEMUDA BERHARGA DI MATA TUHAN.
Oh iya, satu hal yang terlupakan. Ketika Info kemah Alkitab Edisi I- 4 Juli 2008 beredar di ruang diskusi, Giring mendapat pesan dari fansnya K’ Netty yang isinya “b suka u pu rambut e”.
# # #

Kita pemuda Kristen masih banyak yang menjadi penganggur dan hidup bergantung pada orang tua padahal banyak hal yang dapat menghasilkan uang secara halal, misalnya membuat bunga hias.
Sore ini kami secara bekelompok membuat bunga hias. Giring, Yesi, Addy Lado, K’ Aba dll tergabung dalam kelompok 7. Dibawah arahan Om Bill Boimau, kami mulai bekerja. Tak sulit. Bahannya berupa ranting pohon kering, bunga plastic yang dibeli di toko, lem, paku kecil. Ranting kayu yang ada dibersihkan kulitnya sampai licin lalu pada ujung dan bagian yang cocok ditempeli dedaun plastik. Setelah itu ditancapkan pada potnya yang tersedia dan jadilah bunga hias. Enak to? Mantap to???
Yang lain sibuk kerja bunganya, yang lain kok main bola????? Gmn tu bro???
# # #

Ni malam, malam minggu to? Mau bilang apa o? Kita pung malam minggu tu harus siap untuk besoknya pi gereja to? Sudah, malam minggu di Kemah Alkitab sa. Dengar –dengar pengetahuan dar Mama Pdt. Betje Kesaulya-Sahetapi, S,Th. Mama tua omong tentang Kenalilah Potensimu! Giring sonde ada perhatian memang di itu Mama Pdt pung omong karma ada sibuk tulis pantun.
Ni malam kitong pentas di lapangan gereja. Giring awali pementasan deng dia pung pantun kocaknya. Habis itu ju tiap kelompok tampilkan dia pung kreativitas. Ada yang tampilkan drama Daud (Adi Tameon) vs Goliat (Ady Lado), ada yang tampilkan puisi (puisi Bunga Mawar), deng laen-laen. Giring deng K’ NJ, Ani Lobo, K’ Natan, K’ Adriana Djala, dll dengan nama kelompok Beltsazar, tampilkan sebuah lagu yang diiringi alat musik dar peralatan dapur. Setelah melalui pesaingan yang ketat, kelompok Beltsazar juara satu. Hore………!!!!!!!! Horeeeeeeeeeeeeeeeee! Giring dapat hadiah gantungan HP.
Kitong yang taasibu di lapangan voli Son Halan sonde pusing deng udara dingin. Habis pentas ju kitong buat api unggun & menyanyi sampe tenga malam bar berdoa ko pulang
## ## ### ###

Minggu, 6 Juli 2008
Kebaktian pertama pagi ini dipimpin Pdt. M.S. Dethan-Messakh, pelayan dari Jemaat Polikarpus Atambua. Firman Tuhan yang direnungkan hari ini diambil dari Roma 8:1-11 dan Matius 13:1-9. Dalam khotbahnnya dinasihatkan kepada jemaat agar pertobatan jangan ditunda. Ibarat kalau ada benang yang kendur, segeralah meluruskannya sebelum menyulitkan hidup.
# # #

Begitu Amin. . .. Amin. . . Amin . . . ! dilagukan pertanda kita selesai kebaktian. Giring terjun ke dapur panitia dan makan pagi lalu bantu cuci piring dan masak nasi.
“Buukkh!!!!!”, Nona Agnes, artis Polikarpus terpeleset dan jatuh di dapur sehabis mengambil nasi goring. Hahahahahaaaaaaa!! Gemparrrrrrrrrrrrrrrr!!!!!
Eh, waktu giring di dapur, 2 nona dari Polikarpus yang datang minta untuk foto bareng. Hehehehe eeeeee!!!!
Sambil bertempur di dapur, Giring mnyaksikan acara fear factor (merayap melalui rongga ban kendaraan yang ditegakan secara berjejer sedang dibawahnya ditaburi abu putih). Lumayan ceria juga. Waktu memasuki rongga ban kendaraan, ada yang sesak karena badannya terlalu gendut. Setelah berhasil melewati jejeran ban, badan berlumuran abu putih. Heheheheeee …! Sekalian mandi lulur abu to???? Ada juga permainan mengeluarkan bola ping pong dari bambu yang berlubang-lubang. Di sini kekompakan, kerelaan untuk basah menjadi sebuah warna dan hikmah. Setelah bermain, ramai-ramai mandi di Oe Nunuh. Sehabis mandi, nongkrong di bawah Sawo di depan gereja. Buah-buah sawo tak luput dari leparan batu dan jolokan kayu. Wahai kau Firaun yang merayap di atas pohon sawo, awas ! Itu buah terlarang!!!! Huhahuhaauhahaaaaa!!!
# # #

Setelah makan siang . . .
Teriknya matahari membakar kobaran kebersamaan di Soh Halan Niki-niki namun sekian kemesraan itu harus menguap dalam waktu. Lalu mencuatlah gundah dan gelisah. Apakah setumpuk waktu yang mekarkan persahabatn harus terhapus satu kata perpisahan????
Ibadah penutupan dan perpisahan pemuda Polikarpus dengan Son Halan berlangsung sederhana di sepotong halaman sekolah tempat penginapan teman-teman Polikarpus. Ibadah singkat dipimpin oleh Nona Esry Pono. Dalam renungannya yang didasarkan pada Yesaya 43:4-7, K’ Esry mengatakan, kita bagaikan ember bocor yang secara tidak sadar menyirami, menumbuhkan bibit hingga menghijaukan menjadi sebuah tanaman.
Pada kesempatan itu, Bpk. Herodes mengatakan bangga dengan sambutan di Son Halan. Di lain pihak, Pdt. Grace berterima kasih karena Son Halan telah dipilih sebagai tempat Kemah Alkitab. Hal ini menjadi inspirasi bagi pemuda di Son Halan. Pdt. Grace juga meminta maaf karena masih banyak kekurangan dalam penyambutan ini.
Bpk Bako kemudian membaca puisinya dengan tiupan peluitnya lalu tak ketinggalan juga pantun jenaka Si Giring.
Sebagai kenang-kenangan, diadakan pertukaran cinderamata. Entah Son Halan memberikan apa tapi Polikarpus memberikan sebuah jam dinding berlatar foto bareng Giring dan teman-teman Polikarpus. Tak disangka kalau foto bareng tadi dibuat dalam cenderamata. Foto itu seperti yang sekarang beredar di FB teman-teman Polikarpus dan diinsert dalam tulisan ini. Jam dinding itu dipajang di sekretariat pemuda Son Halan dan menjadi bukti sejarah betapa kreatif dan enerjiknya anak-anak Tuhan, menjadi saksi bisu kemah Alkitab bagai kristal embun bagi jiwa gersang. Satu hal yang Giring peras dari Kemah Alkitab ini kita sebagai orang muda membutuhkan pengakuan dari orang lain. Dalam mencari pengakuan itu, tiap desahan nafas hendaklah mengisyaratkan bulir-bulir Kristiani.
…................
Dua puluan bulan telah berlalu dalam satu pejaman kelopak mata.
Kepada kita, beta tumpahkan dalam selangit bahasa. Copotlah tulisan kumal ini, cabik-cabikan kepada tiap darah muda yang bergelora. Jika tak mampu, cukuplah satu paragraf. Jika satu paragraf tak mampu, cukuplah satu kalimat. Jika satu kalimat tak mampu, cukuplah satu kata. Dan jika satu kata pun kamu tidak mampu, cukup berikan satu senyum tulusmu. Syalooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooooom!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar