Selasa, 16 Maret 2010

KEISTIMEWAAN DANIEL (Apa dan Bagaimana Dia?


Oleh : Pdt. Sarlinda A. Kisek, M. Si, Ketua Majelis Lanud El Tari Penfui.
Daniel adalah tokoh yang tidak asing bagi kitapembaca kitab suci. Sewaktu masih menjadi anak sekolah minggu, berulang kali kita mendengar kisah-kisah Daniel. Yang paling seru dan meneganggkan adalah ketika Daniel berada dalam perapian yang menyala-nyala dan dibuang dalam gua singa. Kisah Daniel di gua singa bahkan dipopulerkan dalam sebuah syair lagu rohani anak-anak.
Siapa Daniel itu?
Saya mencatat ada beberapa tokoh yang bernama Daniel disebutkan secara jelas dalam Alkitab. Pertama, Daniel, anak Daud dari istrinya Abigail yang juga disebut Kileab (I Tawarik 3:1), besar kemungkinan tokoh ini meninggal pada usia muda. Kedua, Daniel yang berasal dari keturunan Itamar yang menyertai Ezra (Ezra 8:2) yang ikut serta menaruh materai pada piagam perjanjian (Nehemia 10: 1,6). Akan tetapi Daniel yang satu ini agak sulit diketahui. Alkitab hanya sedikit memberikan petunjuk bahwa ia seorang Yahudi, tepatnya dari Yehuda (Palestina Selatan), yang juga berasal dari keturunan raja-raja dan bangsawan.
Pada tahun 605 B.C, kerajaan Babilonia berada di bawah pemerintahan Raja Nebukadnezer menyerang kerajaan Yehuda. Raja Yehuda yang terakhir yaitu Yoyakim (609-598 B.C) kalah dalam peperangan sehingga wilayah Palestina Selatan, wilayah asal Daniel menjadi daerah taklukan Babilonia. Nebukadnezer lalu memerintahkan Apenas, kepala istana unttuk membawa orang-orang dari Yehuda sebagai tawanan ke Babel, ibukota Babilonia.
Tawanan-tawanan tersebut adalah orang-orang muda dari keturunan raja dan bangsawan Yehuda yang secara fisik bijaksana, cerdas dan terampil (Daniel 1 : 3-4). Mereka dijadikan tawanan politik yang dipekerjakan demi kepentingan kerajaan Babilonia (Daniel 2: 48-49). Lebih tepatnya, jika Daniel dan kawan-kawannya kita sebut sebagai negarawan yang tinggal di istana raja-raja yang bukan Israel. Sebagai negarawan Daniel mendapat karunia kenabian walaupun secara resmi ia tidak mendapat jabatan atau kedudukan sebagai nabi (band. Matius 24:15). Posisi Daniel sebagai negarawan di wilayah Babilonia mengharuskan Daniel cs mendapat pergantian nama baru. Daniel menjadi Beltsazar yang berarti “bel” (Marduk, salah satu dewa Babel) “protect his life.”; Hananya menjadi Sadrakh yang berarti “command of Aku” (Summerian moon god); Misael menjadi Mesakh yang berarti “who is Aku is” sementara Azarya dinamai Abednego yang berarti “servand of nego atau nebo”
Sebagai negarawan sekaligus patriot Yehuda, secara pribadi menduduki beberapa jabatan tinggi melalui empat orang raja yang berkuasa, antara lain:
 Pada zaman pemerintahan raja Nebukadnezer (605-562 BC), Daniel diangkat menjadi seorang perdana menteri dan kepala dari semua orang bijak yang ada di Babel. Karena kedudukan ini, Daniel mengusulkan ketiga temannya untuk menduduki jabatan strategis dalam pemerintahan (Daniel 6: 46-49).
 Pada zaman pemerintahan Darius (522-486 BC), Daniel menjadi salah satu dari ketiga pejabat tinggi yang menerima pertanggungjawaban dari 120 orang wakil raja di seluruh wilayah Babel (Daniel 6:1-4).
 Pada zaman pemerintahan raja Beltsazar, Daniel memiliki kekuasaan sebagai orang ketiga (Daniel 5:29).
 Pada zaman pemerintahan Korezy (559-530), Daniel disebutkan memiliki kedudukan yang tinggi (Daniel 6:29).

Singkatnya, Daniel adalah seorang Yahudi yang tinggal di Babel dengan status politik sebagai tawanan yang melaksanakan tugas-tugas kekuasaan politik para penguasa pada masa pemerintahan empat raja. Daniel memiliki keteladanan bagi kaum muda Kristen bahwa kita harus berpartisipasi mengabadikan keahlian dan potensi diri kita bagi kepentingan banyak orang di mana juga kita berada.
Apa yang Terjadi dengan Daniel?
Pada masa Daniel berkarya, corak kehidupan masyarakat di Babel adalah masyarakat majemuk dengan berbagai suku yan gada. Mayoritas penduduk adalah orang-orang Babel. Agama dan kepercayaan yang dianut adalah politheistik. Masing-masing banngsa menyembah dewanya sendiri. Kebebasan seperti ini dijamin di Babel sepanjang semua corak ibadah itu tidak membahayakan ketentraman dan keamanan nasional bangsa Babel.
Kondisi ini merupakan tantangan berat bagi Daniel dan bangsa Yehuda yang berada di wilayah jajahan kerajaan Babilonia. Mengingat bahwa sebagai keturunan Abraham, prinsip penyembahan orang Israel adalah monotheistik yaitu Allah satu-satunya yang harus disembah. Karena itu, beberapa kali orang-orang Babel berupaya menjebloskan Daniel ke penjara karena ketaatan Daniel di kepada Allah. Rupanya Daniel tetap bertahan dan bebas dari usaha-usaha peradilan seperti itu.
Di masa itu juga ilmu pengetahuan berkembang sangat pesat terutama matematika astronomi dan kemiliteran. Dunia sampai sekarang masih mengakui kehebatan Babel dalam soal aritmatika, ketepatan menghitung kekuatan benda serta ketangguhan dalam strategi perang .
Daniel mendapat kesempatan itu untuk mengenyam pendidikan selama tiga tahun di masa itu. Kesempatan yang menguntungkan sebagai seorang tawanan namun terbilanng sulit untuk menghadapinya. Mengingat Daniel harus mempelajari bahasa pengantar di kerajaan Babel yakni bahasa Aramik. Harus juga mempelajari literatur Sumeria kuno dan tulisan Paku Akkadian atau yang biasa dikenal dengan tulisan dan bahasa orang Kasdim. Tentu saja harus turut mempelajari ilmu-ilmu yang berhubungan dengan tugas pemerintahan
Waktu tiga tahun untuk belajar terbilang sempit tetapi Daniel menggunakan waktu secara tepat dan tekun hingga pada akhirnya Daniel sungguh terbukti memiliki kepandaian. Alkitab mencatat bahwa Daniel cs adalah orang yang memiliki kepandaian 10 kali lipat dibandingkan dengan semua orang-orang pandai yan gada di Babel (Daniel 1:20).

Bagaimana Karakter Daniel?
Dari kedua topik uraian di atas kita dapat menarik kesimpulan bahwa kesuksesan hidup Daniel adalah karena kasih karunia Allah, selain itu tentu saja didukung oleh pribadi Daniel sendiri yaitu pribadi yang menyenangkan hati Tuhan, dapat diterima oleh semua orang bahkan Daniel adalah pribadi yang menjadi teladan. Alkitab mencatat beberapa karakter istimewa Daniel, antara lain:
1. Bijaksana
Allah yang membuat Daniel menjadi bijaksana dengan memiliki kemampuan untuk menafsirkan mimpi (Daniel 1:17). Tercatat tiga mimpi yang dapat ditafsirkan dengan tepat berkat petunjuk dari Allah.
2. Berprinsip
Secara pribadi Daniel memiliki komitmen untuk hidup kudus di hadapan Allah karena Daniel mendapat kasih sayang Allah dalam bentuk pengetahuan dan kepandaian (Daniel 1:8-9). Daniel tidak menajiskan dirinya dengan berbagai pengaruh negatif yang merusak iman dan moral. Daniel tidak bercela (Daniel 1 ayat 4) karena itu tidak ada seorang yang dapat menemukan satu titik lemah dalam hidunya (Daniel 6:6)
3. Setia
Sekalipun Daniel berada di bawah ancaman hukuman, ia tetap setia kepada Allah. Maka tidak heran kalau Yehezkiel menyejajarkan Daniel dengan Ayub dan Nuh dalam hal kesetiaan. Secara sederhana, kesetiaan itu ditunjukan dengan tiga kali sehari ia berlutut, berdoa dan memuji Tuhan (Daniel 6:11).
4. Tekun
5. Berani
Ada banyak bagian dalam Alkitab yang menceritakan tentang keberanian Daniel. Salah satunya adalah berani berkata benar (Daniel 5:17)
6. Menghargai kesempatan
7. Bertanggungjawab
Alkitab mencatat bahwa dalam setiap tugas yang diberikan kepada Daniel selalu dapat dikerjakan dengan teliti dan penuh tanggungjawab sehingga tidak didapati suatu kesalahan dalam tugas pemerintahan (Daniel 6:5)
8. Rendah Hati
Daniel tidak pernah mengagungkan potensi yang dimiliki tetapi menggunakannya bagi kemuliaan Allah dan kepentingan orang lain.

Bila kita ingin menjadi seseorang yang berkarakter seperti Daniel, maka mulailah dengan menganggap dan menjadikan diri kita sebagai orang yang berharga di hadapan Allah. Jika kita tetap berharga di mata Allah, kita juga akan selalu berharga di mata sesama.

Materi ini disampaikan pada kegiatan Kemah Alkitab Pemuda Polykarpus Atambua di Jemaat Son Halan Niki-niki pada 4-7 Juli 2008.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar