Senin, 26 April 2010

PEMBUATAN BATU BATA MERUSAK LINGKUNGAN


Jika berkendaraan melewati Jl. Timor Raya, tepatnya di sepanjang Desa Tanah Merah, Kecamatan Kupang Tengah, Kabupaten Kupang, pemandangan yang ditemui sepanjang jalan adalah tumpukan-tumpukan bata merah di tepi jalan.
Membuat bata merah merupakan sumber pendapatan masyarakat setempat. Rumah penduduk juga kebanyakan temboknya terbuat dari bata merah. Bata ini dibuat dengan cara mencampuri tanah merah dengan sekam padi dan air secukupnya kemudian adonan dimasukan ke dalam cetakannya. Setelah itu dibiarkan sampai kering. Setelah kering, bata disusun hingga menyerupai sebuah kubus besar di atas tempat pembakaran lalu dibakar hingga beberapa hari. Setelah itu bata siap dipakai.
Membuat batu merah tidaklah sulit karena hanya membutuhkan peralatan yang yang sederhana. Bahan dasarnya yakni tanah merah juga tersedia gratis. Setiap orang dapat mengambil tanah di pekarangan atau lahan miliknya.
Secara ekonomi pembuatan batu merah menguntungkan masyarakat namun secara ekologis sangat merusak lingkungan. Penggalian tanah untuk membuat batu merah sudah berlangsung selama ini. Akibat penggalian tanah tersebut, tanah cekung ke dalam. Tidak hanya itu namun rumah-rumah penduduk juga menggantung di tepi tebing. Lihat gambar di bawah ini!
Bekas-bekas penggalian tanah tersebut bisa menjadi kolam di saat musim hujan. Rumah penduduk yang menggantung itu bisa ambruk. Kalau aktivitas pembuatan batu merah tidak disikapi oleh Pemerintah Kabupaten Kupang, dikwatirkan Desa Tanah Merah akan tenggelam dalam beberapa tahun ke depan, apalagi letaknya segaris dengan permukaan laut Teluk Kupang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar