Sabtu, 29 Mei 2010

Kepsek SMKN1 Juara Pertama

KUPANG, Timex-Harian Pagi Timor Express (Timex) akhirnya mengumumkan juara poling kepala sekolah favorit dan karya ilmiah (KI), Kamis (27/5) di Aula Komodo, Dinas PPO NTT. Sebanyak 24 kategori juara diumukan pada kesempatan itu.
Untuk kepala sekolah favorit, kategori SD, juara pertama diraih Ismael P. Non (kepala sekolah SD Negeri Oetete I), juara dua Yustina Mudin (SDN Batuplat I), juara tiga Ahmad Songge (SDN Bonipoi II), juara empat Kornelia Kore Tome (SDN Nunhila), dan juara lima Hj. Nur Nelly Pua Upa (SD Muhamadiyah II).

Untuk tingkat SMP, juara pertama sampai lima berturut-turut diraih Hendrik Adu (SMPN I Kupang), Yoel Oematan (SMPN 2 Kupang), Budi Darmo (SMPN 8 Kupang), Sarlota Koroh (SMPN 10) dan Tri Sulistina (SMPN 3 Kupang). Sementara untuk tingkat SMA berturut-turut adalah, Maxen Mauk (SMKN 1 Kupang), Martinus Rona (SMKN 5 Kupang), Adam Asrakal (SMAN 8 Kupang), Daniel Bolle (SMAN 9) dan Alexander Giri (SMKN 2 Kupang).

Sementara kategori karya ilmiah, tingkat SD juara satu diraih Hj. Nur Nellys Pua Upa, juara dua Kornelia Kora Tome dan juara tiga Ahmad Songge. Untuk tingkat SMP, juara satu Hendrik Adu, juara dua Budi Darmo dan juara tiga Sarlota Koroh. Sementara untuk tingkat SMA/SMK, juara satu Maxen Mauk, juara dua Martinus Rona dan juara tiga Adam Asrakal.

Pengumuman pemenang itu melalui beberapa tahapan yang diagendakan panitia. Kegiatan yang digelar rutin Timex dengan tema ‘Untukmu Kepala Sekolahku’ itu dimulai Maret 2010 lalu dengan melibatkan kepala sekolah dari seluruh jenjang pendidikan SD, SMP dan SMA/SMK di daratan Timor dan Rote Ndao.

Sekretaris Dinas PPO NTT, Klemens Meba dalam sembutannya mengatakan, kegiatan yang melibatkan kepala sekolah tersebut merupakan salah satu motivasi untuk mengelola dan membangun manajemen sekolah yang baik. Karena pengembangan sekolah menurut Klemens harus berangkat dari dasar manajemen yang baik. Pengelolaan manajemen sekolah yang baik, lanjut Klemens, yakni pembagian tugas kepada semua bawahan sesuai kemampuan dan profesionalismenya. "Pembagian tugas itu harus sampai habis kepada semua bawahan dan harus menurut kemampuan dan profesionalisnya," ujar Klemens.

Dikatakan Klemens, untuk memenuhi standar kelulusan, harus melalui suatu perencanaan yang strategis. Hal itu, lanjut dia, dikarenakan penentuan standar isi masih melalui keputusan secara nasional. Sehingga Klemens mengharapkan adanya rencana yang strategis dari kalangan kepala sekolah dalam rangka memenuhi standar tersebut.

Pada kesempatan itu, Klemens juga mengungkit soal keterpurukan hasil UN 2010 di NTT yang masih membutuhkan banyak evaluasi. Menurutnya, dalam situasi seperti ini, tidak perlu saling menyalahkan, namun hendaknya pemerintah bersama masyarakat dan pelaku pendidikan bersama-sama mencari titik lemah dari persoalan itu.

"Sampai sekarang kita belum mengetahui titik lemahnya. Sehingga tidak perlu saling menyalahkan. Bisa jadi, guru yang belum memenuhi kualifikasi standar. Atau pengelolaan manajemen yang diskriminasi oleh kepala sekolah. Setiap tahun pusat sudah mengirim SHL. Tinggal bagaimana guru melihat ini. Dan perlu juga kita benahi program extra learning karena hasilnya belum memenuhi target," ungkap Klemens.

Klemens juga mengharapkan komitmen dari semua kepala sekolah dalam rangka pengelolaan sekolah. "Kalau bapa ibu bisa hadir di sini karena hasil kerja keras dalam mengelola sekolah. Dan secara khusus kepada Timex, kita beri apresiasi karena kegiatan ini merupakan bentuk dukungan terhadap pendidikan di daerah ini," terangnya.

Sementara itu, Koordinator Panitia Pelaksana, Denny Missa mengatakan, kegiatan tersebut merupakan kegiatan ke-empat yang dilaksanakan Timex. Hal ini, lanjut Denny, sebagai bentuk perhatian terhadap pendidikan di daerah ini. "Tujuan kita agar pendidikan itu harus mendapat penilaian dari bawah ke atas. Dan poling ini kita harapkan ada penilaian secara aspiratif," kata Denny.

Denny menjelaskan, setelah para kepala sekolah masuk dalam pemenang poling, panitia kemudian membuat sebuah kompetisi karya ilmiah untuk menguji kualitas kepala sekolah yang masuk dalam lima besar hasil poling. "Setelah menang poling, perlu juga mengetahui kemampuan mereka dalam bentuk tulisan. Dan memang terbukti, hasil penilaian juri menunjukan juara satu dalam poling bisa menjadi juara satu juga dalam lomba menulis karya ilmiah, kompetensi manajerial sekolah (KMS)," terang Denny. (mg9)

Sumber: Timex, 29 Mei 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar