Minggu, 07 November 2010

Satu Warga Hilang Belum Ditemukan, 15 Korban Banjir Dikubur Massal

Musibah banjir bandang yang menewaskan 15 warga Desa Skinu Kecamatan Toianas Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS) akhirnya dikubur massal dalam satu liang lahat, Kamis (4/11) kemarin. Sampai kemarin, satu korban lainnya yang terbawa banjir belum ditemukan.



Bupati TTS, Paulus VR. Mella yang bermalam dilokasi bencana kepada Timor Express kemarin mengatakan pemerintah telah menyediakan peti bagi korban meninggal. Peti jenasah sudah dibawa sejak Rabu (3/11) dari SoE namun karena kali Tinuh meluao sehingga tidak bisa dilewati dan peti baru tiba dilokasi, Kamis (4/11) kemarin sekitar pukul 05.00 Wita. Setelah persiapan ke-15 jenasah langsung dimasukan ke peti untuk dimakamkan.



Pihak keluarga korban menghendaki tiap jenasah dimakamkan masing-masing satu liang lahat. Namun berbagai pertimbangan dari Bupati Paulus Mella akhirnya keluarga setuju para korban dimakamkan massal.



"Peti sudah disiapkan (bagian dalamnya dihiasi Red) dan kemarin pagi 15 jenasah telah dimasukan kedalam peti. Persiapan lubang dilakukan oleh Anggota TNI Kompi C dan D dari Atambua disamping anggota lainnya dibantu masyarakat terus menyisir lokasi kejadian hingga arah pantai untuk mencari salah satu korban banjir, Martha Koto-Timo yang belum ditemukan," jelas Paulus Mella.



Bantuan bagi para korban terus berdatangan baik dari Pemkab TTS maupun Pemprov NTT berupa sembako, selimut, terpal, tangki air, mie instan, biskuit dan obat-obatan. Termasuk petugas medis dan dokter tetap stand by diposko lokasi guna memberikan bantuan medis bagi korban yang selamat.



Paulus Mella mengakui sampai kemarin korban selamat yang masih bermukim dilokasi bencana telah dievakuasi ke tempat yang aman di Kantor Desa Skinu yang berada di tempat yang lebih tinggi. "Masyarakat kita dihimbau sementara tidak boleh kembali ke tempat atau lokasi kejadian sampai benar-benar kondisi atau cuaca dinyatakan aman," katanya. Untuk sementara kata dia, siswa SD dan SMP di Desa Skinu diliburkan karena bangunan sekolah rusak dan sebagian siswa ikut menjadi korban.



Pemerintah TTS kata dia, telah memperpersiapkan bantuan berupa pakaian seragam dan alat tulis menulis bagi siswa SD dan SMP korban banjir. Guna mengantisipasi meluapnya kali Pono jelas dia, pemerintah akan melakukan normalisasi kali dengan memasang bronjong dan mengarahkan air mengalir ke arah Selatan yang tidak ada perkampungan.



Ia memperkirakan kerugian material akibat banjir belum diperoleh karena semua masih fokus pada pencarian terhadap satu korban banjir yang hilang dan belum ditemukan. Wakil Ketua DPRD TTS, Ampera Seke Selan mengatakan, pemakaman 15 korban banjir bandang didahului dengan ibadah singkat dipimpin Pdt. Yacob Piter Rafael Moerisa.



Ke-15 peti jenasah disusun rapi di depan tenda duka yang dibangun di dataran lebih tinggi. Keluarga korban yang selamat duduk disamping peti jenasah keluarga mereka dan ribuan pelayat memadati tenda duka.



Acara pemakaman juga dihadiri Gubernur NTT, Frans Lebu Raya dan rombongan yang tiba dilokasi sekitar pukul 18.00 Wita. Sedianya, pemakaman dilaksanakan sekira pukul 16.00 Wita namun karena Gubernur NTT, Frans Lebu Raya akan menghadiri acara sehingga diundur pukul 17.00 Wita. Dan pemakaman baru dilaksanakan pukul 19.00 Wita yang membuat seluruh keluarga histeris begitu jenazah dimasukkan dalam liang lahat.

http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=41375

Tidak ada komentar:

Posting Komentar