Pendapatan Asli Daerah (PAD) Kabupaten Sabu Raijua yang hanya Rp 1,2 miliar per tahun, merupakan kabupaten dengan PAD terendah dari 544 kabupaten di Indonesia.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur NTT, Ir. Esthon L Foenay dalam rapat bersama para pimpinan SKPD Tingkat Propinsi NTT di Kantor Gubernur NTT, Kamis (14/7/2011).
Esthon mengatakan, berdasarkan data pada Pemerintah Propinsi (Pemprop) NTT, dari 20 kabupaten/kota di NTT, hanya Kota Kupang yang mengantongi PAD terbesar di NTT, yaitu Rp 51 miliar pada tahun 2011. Menyusul kabupaten lain di NTT yang memiliki PAD sebesar Rp 40 miliar.
Untuk Kabupaten Sabu Raijua demikian Esthon, merupakan daerah yang sangat rendah PAD-nya bila dibandingkan dengan PAD dari kabupaten lain di NTT.
“Penduduk di Kabupaten Sabu Raijua sekitar 78 ribu jiwa lebih. Sementara pohon tuaknya sekitar 150 ribu pohon lebih. Jadi jumlah pohon tuaknya lebih banyak dari jumlah penduduk,” katanya.
Potensi pohon tuak seperti kata Esthon, harus dilirik pemerintah daerah setempat sebagai salah satu potensi ekonomi berupa bahan baku pembuatan gula yang bisa mendokrak peningkatan PAD.
“Kalau di Sabu, gula sabu hanya Rp 500/botol. Sementara di Timor Leste bisa sampai tiga dolar/botol atau sekitar Rp 25.000/botol. Kalau potensi itu dikemas secara baik, maka PAD Sabu bisa meningkat tajam karena potensinya sudah ada tinggal dikelola secara baik,” tegas Foenay.
Pemerintah kata dia, seharusnya bisa menggali potensi yang ada di daerahnya untuk meningkatkan PAD, sehingga proses pembangunan di daerah di NTT bisa berjalan maksimal.
http://kupang.tribunnews.com/read/artikel/66206/sabu/pad-sabu-raijua-terendah-di-indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar