Selasa, 08 Juni 2010

Lima Kota di NTT Raih Adipura Mateus Bere dan Yohanes Ebo Raih Kalpataru

Lima kota di Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) sukses meraih Anugerah Adipura Tahun 2010 sebagai lambang kesuksesan dalam mendorong peningkatan kebersihan dan keteduhan kota. Lima kota itu adalah Kota Kupang, SoE (TTS), Atambua (Belu), Kalabahi (Alor), dan Maumere (Sikka).

Dari lima kota ini, Kota Kupang meraih trofi Adipura untuk kategori kota sedang, sedangkan empat lainnya untuk kategori kota kecil. Penyerahan trofi Adipura ini diserahkan langsung Presiden RI, Susilo Bambang Yudhoyono disaksikan Ibu Negara, Ani Yudhoyono, bertempat di Istana Negara, Jakarta, Selasa (8/6).

Acara yang digelar bertepatan dengan Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia itu dihadiri Menteri LH, Gusti Muhammad Hatta, Menteri Kehutanan, Zulkifli Hasan, Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PP & PA), Linda Amelia Sari Gumelar, serta sejumlah tamu perwakilan negara asing.

Selain anugerah Adipura, Presiden SBY juga menyerahkan Kalpataru kepada 12 orang/kelompok yang telah berperan dan berjasa dalam perjuangan menyelamatkan dan melestarikan lingkungan hidup. Diantara 12 individu/kelompok itu, dua orang berasal dari NTT, yakni Mateus Bere Bau, warga Desa Kewar, Kecamatan Lamaknen, Kabupaten Belu yang berhasil meraih Kalpataru kategori Perintis Lingkungan dan Yohanes Ebo, warga Kelurahan Waiwerang, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur sebagai peraih Kalpataru ketegori Pengabdi Lingkungan.

Tak hanya itu, satu-satunya SMA di NTT, yakni SMA Katolik Syuradikara Ende sukses meraih prestasi sebagai Sekolah Peduli dan Berbudaya Lingkungan sehingga berhak atas trofi Adiwiyata yang diserahkan langsung Menteri Lingkungan Hidup, Gusti Muhammad Hatta di Flores Room, Hotel Borobudur, Jakarta, Selasa (8/6) siang.

Trofi ini diterima langsung Kepala Sekolah SMA Katolik Syuradikara Ende, Pater Kanis Bhila. Presiden SBY saat acara penyerahan trofi Adipura menyerukan kepada semua pihak agar menghentikan kebiasaan menebang dan membakar hutan. "Memang benar Indonesia masih harus memberantas kemiskinan, namun tidak dengan cara merusak lingkungan," katanya.
Karena itu, kepada seluruh pemimpin daerah penerima Adipura, SBY meminta untuk tetap menjaga amanah tersebut. "Semua kota penerima Adipura saya catat, jika ada yang kotanya menjadi rusak atau jorok, maka piala ini (Adipura) wajib untuk dicabut lagi," tandas SBY.

Terpisah, Menteri LH, Gusti Muhammad Hatta saat jumpa pers di Hotel Borobudur sebelum penyerahan piagam Adipura dan Adiwiyata kemarin mengatakan, tahun ini jumlah kota penerima Adipura meningkat 11 persen menjadi 140 kota dibanding tahun sebelumnya yang hanya 126 kota.

Menurut Gusti, peningkatan ini tak semata karena perjuangan untuk meraih Adipura, namun secara nyata sudah ada kesadaran daerah dan masyarakatnya untuk menjaga dan melestarikan lingkungan, termasuk upaya pengelolaan sampah menjadi benda bernilai ekonomis.

"Sedangkan untuk Program Adiwiyata, Dewan Pertimbangan Penghargaan Adiwiyata Tahun 2010 telah menetapkan 25 sekolah Adiwiyata Mandiri, 67 sekolah Adiwiyata dan 37 sekolah calon Adiwiyata," sebut Gusti.

Sementara itu, menjawab pertanyaan Timor Express untuk para peraih trofi Adipura, adakah semacam reward (penghargaan) dari KLH untuk kota yang secara berturut-turut meraih Adipura?

Menjawab ini Gusti Muhammad mengatakan, selama ini penghargaan itu belum ada, sehingga Gusti berjanji ke depan akan mempertimbangkan untuk memberi reward kepada mereka yang mampu mempertahankan trofi Adipura selama lima tahun berturut-turut. "Usulan ini positif dan kita akan mempertimbangkannya tahun depan termasuk rencana untuk merevisi aturan penilaian Adipura," ungkap Gusti.

Sebuah Kebanggaan

Prestasi yang diukir Kota Kupang untuk ketiga kalinya secara berturut-turut ini direspon positif Walikota Kupang, Daniel Adoe. Kepada Timor Express di Jakarta usai penyerahan trofi Adipura oleh Presiden SBY, Daniel Adoe mengaku bangga. Walau demikian, kata Daniel Adoe, kebanggaan ini menjadi sebuah tantangan dan juga motivasi tersendiri untuk terus berjuang mempertahankan prestasi ini.

Daniel Adoe yang saat itu didampingi Kepala Bagian Humas Pemkot Kupang, Noce Nus Loa mengatakan, prestasi yang diraih Kota Kupang ini tak semata kerja pemerintah, tapi kerja keras bersama seluruh elemen masyarakat Kota Kupang, pemuda, pelajar, mahasiswa, PNS, pegawai swasta, komunitas kerohanian, TNI/Polri, karang taruna, sekolah, perguruan tinggi, ibu rumah tangga, PKK, dan elemen masyarakat lainnya.

"Semua inilah yang berhasil menjadikan Kota Kupang meraih trofi Adipura," ungkap Daniel Adoe. Terkait dengan itu, Daniel Adoe berharap agar seluruh komponen masyarakat tetap berupaya meningkatkan kesadaran menjaga, memelihara dan melestarikan lingkungan, sehingga tidak saja prestasi ini dipertahankan namun lebih daripada itu tercipta lingkungan yang sehat dan lestari di Kota Kupang.

Untuk diketahui, peraih Kalpataru kategori perintis lingkungan yang diraih Mateus Bere Bau karena selama kurang lebih 35 tahun memotivasi masyarakat menanam dan memelihara pohon pada lahan kering dan berbatu, di daerah yang berbatasan langsung dengan Distrik Bobonaro, Negara Timor Leste. Mateus memulai aktifitasnya dengan membangun 35 hektar wanatani sebagai demplot, dan kini berhasil berkembang menjadi 160o hektar hutan rakyat.

Sebagai raja Kewar, Mateus menerapkan hukum adat dan kearifan lokal dalam pengelolaan lingkungan hidup. Sedangkan kesuksesan Yohanes Ebo lantaran selama 24 tahun dia bekerja sebagai penyuluh pertanian dengan menggerakkan masyarakat menjaga kelestarian lingkungan baik secara formal maupun non formal. Strategi yang ditempuh adalah melalui pengembangan sekolah lapang pertanian terpadu, pembuatan pupuk bokhasi dan pestisida nabati, penghijauan lahan kritis, kajian teknologi lahan basah dan penyelamatan sumber mata air.(aln/fmc)

Sumber:http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=40051

Tidak ada komentar:

Posting Komentar