Rabu, 13 Oktober 2010

Batalkan Pemilukada TTU Desakan Massa Funan-Suni

Kendati proses perhitungan suara sementara berlangsung namun desakan agar Pemilukada TTU dibatalkan mulai digulir. Desakan ini menyusul penilaian bahwa pelaksanaan Pemilukada TTU sarat dengan
berbagai pelanggaran/kecurangan. Sebagaimana yang dilecutkan ribuan massa pendukung Yohanes Usfunan-Nikolaus Suni (Funan-Suni) ketika berdemo ke Sekretariat KPU dan Panwaslukada TTU, Rabu (13/10) petang kemarin. Sehari sebelumnya, Selasa (12/10) aksi yang sama dilakukan massa pendukung Funan-Suni.

Massa pendukung Funan-Suni dipimpin Theodorus Tahoni, Yoseph Naiobe dan Ervi Naro dalam orasinya menilai Pemilukada TTU yang digelar Senin (11/10) lalu sarat dengan pelanggaran. Mulai dari penetapan DPT hingga dugaan money politic oleh oknum pejabat pemerintah.
Selain itu, pelaksanaan Pemilukada tidak didukung oleh kinerja yang baik dari Panwaslukada maupun KPU TTU.

Karena itu, mereka mendesak supaya pelaksanaan Pemilukada TTU segera dihentikan termasuk proses rekapitulasi perolehan suara yang sementara berlangsung.
Aksi massa pendukung Funan-Suni yang menamakan diri Masyarakat Penegak Demokrasi ini sempat menyegel Sekretariat Panwaslukada TTU dengan spanduk bertulisan "Panwaslu Disegel".

"Mulai sore ini minta Panwas dan KPU segera menghentikan semua proses rekapituasi perhitungan suara yang sedang berlangsung di PPK," kata Joseph Naiobe saat menyampaikan orasinya.

Joseph Naiobe mengatakan kurang lebih 17 ribu warga TTU yang memiliki hak pemilih dalam Pemilukada 20101 tidak menggunakan hak pilihnya akibat kelalaian KPU dalam menjalankan tugasnya.

"Anak kecil dan orang mati yang tidak punya hak pilih kok terdaftar dalam DPT sedangkan warga yang punya hak pilih diabaikan begitu saja. Ini sebuah pelanggaran terhak hak asasi manusia. Terutama masyarakat yang membayar pajak selama ini kepada negara," katanya.
Salah satu bukti lemahnya kinerja Panwaslukada dan KPU TTU adalah lolosnya Andreas berusia 9 tahun ketika hendak memberikan suara di TPS.

Anak kecil ini saat demo kemarin mengaku sempat mendapat pesan dari ketua dusun agar menjatuhkan pilihannya pada paket tertentu.

Mereka juga menyoal tertangkapnya sejumlah pejabat pemerintah seperti Bastian Manbait di Tainsala dan Heri Odo di Insana yang diduga melakukan money politik. Tidak hanya itu salah seorang warga mengangkat dugaan intimidasi oleh Kades Letneo menjelang pencoblosan 11 Oktober lalu.

Theodorus Tahoni salah seorang koordinator menilai mandeknya kinerja Panwaslukada dan KPU TTU selama proses Pemilukada merupakan indikasi ketidakseriusan Panwaslukada maupun KPU TTU melaksanakan Pemilukada. "Masak rakyat yang sibuk mengawasi Pemilukada sedangkan penyelenggara Pemilukada santai di kantor masing-masing. Ini kan tidak benar," kata Tahoni.

Dia menilai sikap Panwaslukada dan KPU TTU untuk menanggapi desakan massa beberapa waktu belakangan menunjukan kedua lembaga penyelenggara Pemilukada tidak memiliki nurani untuk melaksanakan Pemilukada secara baik. Tuntutan massa pemilih untuk menggunakan hak pilihnya pada saat berlangsung Pemilukada Senin (11/10) lalu, merupakan bentuk keperihatinan masyarakat atas tegaknya demokrasi di TTU.

Ketua Panwaslukada TTU, Victor Manbait menegaskan pihaknya sudah berusaha secara maksimal dengan keterbatasan tenaga PPL untuk melaksanakan pengawasan Pemilukada TTU secara baik. Karena itu kejadian yang terjadi di luar pengawasan staf lembaganya merupakan bagian dari kekurangan dari seorang manusia.

"Kami sudah berulangkali minta kepada masyarakat kalau ada dugaan pelanggaran Pemilukada yang tidak sempat terpantau oleh PPL supaya segera melapor sehingga cepat ditindaklanjuti," kata Manbait.

Desakan agar Pemilukada TTU, Victor Manbait mengatakan Pemilukada bisa dibatalkan karena dua alasan yaitu bencana alama dan money politik secara sporadis yang dilakukan otoritas yang sedang berkuasa.

Karena kemungkinan untuk membatalkan Pemilukada tanpa alasan mendasar akan sulit lakukan. " Ini prinsip aturan Pemilukada, jadi kami tidak mungkin mengambil sikap tanpa berpedoman pada aturan yang berlaku," jelasnya.


KPU Tak Keluarkan Data

Hari ketiga perhitungan perolehan suara sementara Pemilukada TTU masih menyisakan suara dari empat kecamatan yakni Naibenu, Biboki Tanpah, Musi dan Bikomi Selatan. Meski begitu, Rabu (13/10) kemarin, hasil perhitungan suara dari empat kecamatan ini sudah masuk ke KPU TTU. Sayangnya, hingga tadi malam KPU TTU enggan mengeluarkan hasil perhitungan suara sebagaimana hari pertama dan hari kedua.

KPU TTU berdalih data tersebut belum sampai ke sekretariat KPU TTU. Padahal sumber koran ini di KPU TTU menyebut data perolehan suara kelima paket sudah masuk ke KPU sejak Senin (11/10) tengah malam lalu. "Sampai hari ini kami belum terima data perolehan suara dari empat kecamatan itu," kata ketua KPU, Aster da Cunha didampingi anggota KPU lainnya, Lamur Isfridus di Sekretariat KPU TTU.

Aster mengatakan, saat ini pihaknya lebih memfokuskan perhatian pada rapat pleno rekapitulasi perhitungan suara masing-masing paket yang sedang berlangsung di 24 PPK.
Kalau pun data perolehan suara dari empat kecamatan tersebut tiba dalam waktu dekat kata dia, akan disampaikan langsung pada saat rapat pleno perhitungan suara tingkat kabupaten yang dijadwalkan 18-20 Oktober mendatang.

"Kami tidak ingin situasi keamanan masyarakat terganggu dengan pengumuman suara masing-masing calon dari keempat kecamatan itu. Tunggu saja, sampai saatnya juga publik akan tahu berapa jumlah perolehan suara masing-masing dari empat kecamatan itu," katanya.

Terkait saling klaim dua kubu yang memenangkan Pemilukada sesuai data masing-masing, Aster dan Lamur mengatakan informasi tersebut menyesatkan. "Informasi itu tidak akurat dan sulit dipertanggungjawabkan. Sampai sekarang KPU sendiri belum tahu total perolehan suara sementara masing-masing paket seperti yang disampaikan informan itu," katanya.

Dia meminta massa pendukung dari kelima pasangan calon agar tidak cepat percaya dengan informasi tersebut. Hingga siang kemarin, KPU TTU belum memiliki data total perolehan suara sementara dari masing-masing paket calon.

"Data perolehan suara sementara yan ada pada kami sampai saat ini masih seperti data Selasa siang itu," tambahnya.

http://www.timorexpress.com/index.php?act=news&nid=41187

Tidak ada komentar:

Posting Komentar