Minggu, 24 Oktober 2010

Tahan Banting

(Renungan pagi oleh Giring pada ibadah pagi BC, 10/7/2010)
Bacaan Alkitab: I Samuel 3:4-10

Sesuai jadwal panitia BC 2010, BC sebenarnya dilaksanakan di Pniel Loomaten pada 2-4 Juli 2010.
Pada Jumat, 2 Juli lalu para peserta BC mulai berkumpul untuk berangkat ke Loomaten. Ada yang membawa 1 sampai 2 tas besar berisi pakaian, makanan ringan, bantal dan perlengkapan lainnya. Untung tidak ada yang membawa lemari dan mesin cuci atau tempat tidur! Sepertinya ada minat dan kerinduan besar peserta terhadap kegiatan kerohanian ini. Namun kami sebagai peserta dan juga panitia patah semangat dan kecewa seketika ketika BC harus ditunda hingga minggu berikut (9-11 Juli 2010) karena Pniel Loomaten, tempat BC kebanjiran.
Ketika semua kecewa, K Ay sebagai Kepan BC, mengajak semua yang hadir untuk mengambil hikmah dari pembatalan BC. Bagi Giring, hikmah yang diambil yaitu kesabaran dan kesetiaan kita diuji Tuhan dengan ruang dan waktu. Apakah kita masih setia dan sabar untuk ikut BC sekalipun dibatalkan atau tidak mau ikut lagi?
Entah bagaimana dengan teman-teman sekalian, namun bagi saya, ini adalah ujian berat terhadap kesetiaan dan kesabaran. Bukankah saya datang jauh-jauh dari Kupang untuk ikut BC namun jadinya seperti itu?
Sdr/i sekalian maupun tidak sekalian, ujian terhadap kesabaran dan kesetiaan terjadi pula pada Samuel ketika dia dipanggil Tuhan. Saat nama Samuel dipanggil, ia mengira Eli yang memanggilnya sehingga ia pergi menghadap Eli. Tapi Eli mengatakan ia tidak memanggil Samuel. Hal ini terjadi hingga tiga kali. Ini merupakan ujian terhadap kesetiaan dan kesabaran Samuel. Seandainya kita yang mengalami panggilan seperti itu. Kemungkinan besar hanya menjawab satu kali namun kalau sudah lebih dari satu kali jawabnnya tentu disertai omelan bahkan acuh tak acuh.
Teman-teman yang saya kasihi dan mengasihi saya, dalam kaitan dengan BC di Betun, kesabaran dan kesetiaan Kita juga diuji Tuhan dalam berbagai hal.
Ketika baru datang dari Atambua, kita sudah kehujanan di atas truk. Berteduhkan terpal yang dipegang ramai-ramai (untung tidak diterbangkan angin bersama terpal). Sesampai di Betun, ada yang sudah mual-mual, muntah-muntah, pusing-pusing, masuk angin, keluar angin, dll. Tidak hanya itu, kita juga harus rela antri bermenit-menit saat jam mandi sehingga ada yang nekat untuk tidak mandi atau hanya memandikan bagian tubuh yang penting. Saat tidur, kita juga hanya beralaskan karpet dan terpal bahkan beralaskan teman dll.
Beberapa hal di atas merupakan ujian bagi kita. Apakah kita tahan banting (setia dan sabar) saat menghadapi kondisi demikian?
Sekalipun kita diperhadapkan pada berbagai situasi yang kurang bersahabat, marilah kita tetap mengobarkan semangat iman kita dan mengikrarkan HERE I’M/BETA DI SINI/HAU IHAN NEE, yang diikuti dengan perwujudannya dalam tindakan nyata. Jangan sampai bilang Here I’m tapi dibangunkan untuk ibadah pagi, malah tarik kain ko tidur lagi. Jangan sampai bilang Here I’m namun hanya badan saja yang ada di tempat kegiatan sedangkan jiwa bergentayangan ke mana-mana. Semoga kita tetap sabar dan setia mengikuti BC hingga tuntas.
“Jika pekerjaan yang dibangun seseorang tahan uji, ia akan mendapat upah” (I Korintus 3:14). Amin

Tidak ada komentar:

Posting Komentar