Tidak menerima anaknya Hengky Kleing dipukul Johanes Banoet, guru mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah itu, Trihanok Kleing, orangtua Hengky Kleing mendatangi SMPN 2 SoE. Saat di sekolah, Trihanok mengamuk hingga para guru dan siswa-siswi sekolah itu berhamburan keluar ruangan.
Pantauan Pos Kupang, Rabu (19/10/2011), para guru dan siswa berada di luar ruangan, sementara orang tua siswa yang mengamuk sudah pulang. Dan yang berada di ruang kerja kepala sekolah adalah Nicodemus Tamonob bersama bapak kecil Hengky, Yorhans Taniu dan Johanes Banoet. Mereka duduk bersama untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Tidak menerima perlakuan gurunya, Hengky Kleing langsung melaporkan kejadian itu ke Polres TTS.
Kabag Ops Polres TTS, Kompol Robert Boelan bersama anggota langsung mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP) untuk mengamankan sekolah.
Setelah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, pihak sekolah menghubungi orang tua siswa bersangkutan untuk menyelesaikan persoalan tersebut.
Dengan nada emosi, Trihanok Kleing meminta agar guru yang memukul anaknya diproses secara hukum karena tindakan guru sudah berlebihan.
“Apakah tidak ada cara lain yang lebih baik untuk mengatasi kenakalan anak. Saya juga mantan siswa di sini dan juga nakal tetapi ada cara yang digunakan guru untuk mengatasinya. Saya terlalu kecewa dengan perlakuan seorang guru terhadap anak didiknya,” tegasnya.
Walau kecewa, Trihanok Kleing meminta agar kasus tersebut diselesaikan di sekolah.
Johanes Banoet menuturkan, persoalan itu berawal ketika jam pelajaran, Hengky Kleing bersama empat rekannya bermain di luar. Dan ketika dirinya mendekati para siswa ini empat orang lain melarikan diri, sementara Hengky tidak. Sang guru menempelengnya dua kali, namun yang bersangkutan tunduk sehingga yang mengenai pelipis korban adalah tali arloji.
Setelah itu, lanjut Banoet, dirinya kembali mengajar. Saat itulah tiba-tiba ada dua orang masuk hendak menemuinya dan karena melihat ada aksi sehingga dia memilih mengarahkan ke ruang kepala sekolah.
“Ada reaksi tapi saya tanggapi dengan dingin dan diarakan masuk ruang. Saya sempat pukul Hengky Kleing karena saat pelajaran berada di luar. Mereka ada lima orang dan kebetulan saya dapat satu, dan lainnya lari. Saya marah dan tempeleng dia tetapi dia silih sehingga kena jam tangan dan luka. Saya tempeleng dia tadi tidak kena. Sudah ditegur ulang-ulang,” katanya.
Sementara Hengky mengaku dipukul tiga kali pada pipi kiri dan kanan. Saat kejadian pelajaran belum mulai.
Kepala Sekolah, Nicodemus Tamonob meminta agar persoalan tersebut diselesaikan di sekolah agar yang bersangkutan tidak dirugikan. “Saya minta persoalan ini diselesaikan di sini mengingat Hengky siswa kelas 3 yang siap menghadapi ujian akhir,” katanya.
http://kupang.tribunnews.com/read/artikel/71915/regionalntt/flobamorata/2011/10/21/anak-dipukul-orangtua-mengamuk-di-sekolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar